Selasa, 29 September 2009

Selain Islam = Sesat

Beragam tanggapan yang disampaikan kepada saya, setelah saya posting tulisan tentang keterkejutan saya, pada seorang tokoh dengan pemahaman yang dinyatakan sesat oleh fatwa MUI namun sang tokoh mencalonkan diri sebagai ketua umum Pengurus Besar NU.

Berikut postingan saya pada salah satu milis

==================================================

Astaghfirullah, malam ini saya sangat terperanjat menonton acara metroTV, save  our nation, Rabu 23 Sept 2009, pk 22.00 s/d 23.00, yang menampilkan pentolan  JIL, Ulil Abshar Abdalla. Namun title yang ditampilkan sebagai tokoh cendekia muda NU.

Keterperanjat saya adalah bahwa Ulil Abshar Abdalla terus terang mengatakan pencalonan dirinya untuk ikut pemilihan ketua umum Pengurus Besar NU pada Muktamar ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan, 25-31 Januari 2010 mendatang.

Dalam wawancara metroTV pun, Ulil dengan jelas menyatakan ketidak-setujuannya dengan fatwa MUI, tentang kesesatan pemahaman pluralisme agama. Juga tentang  ketidak setujuan tentang SKB pelarangan ajaran Ahmadiyah (menurut beliau hanyalah sebuah sekte agama Islam ?)

Gerakan Liberalisme dan Pluralisme Agama, perlu disikapi dengan tegas oleh para Ulama, karena fatwa yang telah dikeluarkan tidak "berarti" sama sekali bagi mereka dan juga bahwa fatwa MUI tidak ditindaklanjuti oleh umaro (pemerintah).

Wassalam

=================================================

Kenapa sebagian orang masih ragu atas fatwa MUI tentang kesesatan pemahaman Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme Agama ?
Apakah anda masih ragu bahwa pluralisme Agama adalah sesat ?
Apakah anda setuju bahwa agama selain Islam adalah benar ?

Sungguh jelas bahwa pemahaman Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme agama adalah pemahaman yang mengharapkan ridho kaum Kuffar.

Prinsip utama, bahwa kebenaran / Al-Haq itu tunggal karena bersumber dari
tunggal yakni Allah. Allah Yang Maha Esa.  Selain dari yang Tunggal itu adalah bathil / salah.  Buah Pemikiran, Pemahaman, Filsafat, Olah Pikir, Keyakinan, apalagi Agama, Sekte  baru yang tidak lagi bersumber atau berselisih pada Al-Qur'an dan Hadist adalah  bathil/salah.

Firman Allah, "Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah  Ku-cukupkan kepada nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu". (Al-Maidah : 3)

Allah telah menyampaikan, bahwa Agama Islam adalah penyempurnaan artinya agama sebelumnya seperti Yahudi, Nasrani, dll telah menjadi tidak berlaku lagi karena  terjadi penyesatan yang dilakukan manusia, mereka menulis/mengubah kitab suci.

Juga berarti agama Islam sudah sempurna sehingga tidak perlu lagi "penambahan" oleh manusia, yang diperlukan adalah pemahaman, tuntunan dan implementasi.

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 79).

Pengubahan, Penyembunyian, Penambahan, Pengingkaran kitab sebelum Al-Qur'an telah dijelaskan dalam firman Allah antara lain,

Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui. (QS. 2:42)

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. 2:75)


Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan  sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. 2:146)


Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa  keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya  kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilanati Allah dan dilanati (pula)  oleh semua (makhluk) yang dapat melanati, (QS. 2:159)


Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak  mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (QS. 2:174)


Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka apa yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui. (QS. 3:78)

Kaum non muslim sebelum sampai / kedatangan Rasulullah dengan agama Islam, mereka akan mendapatkan pahala sesuai keimanan mereka kepada Allah, pada hari kemudian dan juga berdasarkan amal shaleh yang telah mereka perbuat.

Firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah: 62)

Namun setelah kedatangan Rasulullah dengan agama Islam maka seluruh umat manusia diwajibkan untuk mengikuti agama Islam sebagai bentuk iman kepada Allah.

Firman Allah,  "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." [Ali Imran:85]


"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.  Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat  cepat hisab-Nya."
[Ali Imran:19]



Rasulullah diutus oleh Allah setelah terjadinya  kesesatan non muslim, diantaranya mensekutukan Allah,

Orang-orang Yahudi berkata, "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah memerangi mereka, bagaimana mereka sampai berpaling. (QS. At-Taubah: 30).


Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam," padahal Al-Masih berkata, "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(QS. Al-Maidah: 72).

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga," padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS. Al-Maidah: 73).

Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS Al-Maidah: 78-79).

"Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. 98:6)

Sebagai konsekuensi dari doktrin bahwa hanya Islamlah satu-satunya agama yang  diridhai Allah SWT, maka otomatis agama-agama lain yang dianut dan diyakini oleh sebagian umat manusia ditolak kebenarannya, bukan keberadaannya. Sekali lagi,  yang ditolak adalah kebenarannya, bukan keberadaannya! Keberadaannya tidak ditolak karena Allah tidak mau memaksa manusia untuk memeluk agama Allah. Islam mengajarkan kebebasan memilih agama. Hanya saja jika manusia memilih agama
selain Islam, di Akhirat nanti mereka termasuk orang-orang yang merugi.

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan  yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Qs. Al-Baqarah 256).

Jadi, kesimpulan bahwa bukanlah merasa benar namun telah jelas bahwa Islam adalah agama yang benar sedangkan selain Islam adalah ditolak kebenarannya (jalan yang sesat).

Semoga kaum non muslim menyadari kekeliruannya dan semoga mendapatkan hidayah dari Allah sehingga mereka mengikuti Islam.

Semoga kita bisa selalu menggunakan Al-Quran sebagai tuntunan hidup yang
merupakan petunjuk Allah.
Firman Allah, " Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa", (Q Al Baqarah:2)

Sedangkan bagaimana kita berperilaku, etika bergaul dengan non muslim bisa
dilihat antara lain,


http://kebunhidayah.wordpress.com/2009/06/17/menjaga-pergaulan-dengan-non-muslim/

http://www.arrahmah.com/index.php/blog/read/2033/pondasi-dan-kode-etik-pergaulan -muslim-dengan-non-muslim/

http://islamqa.com/id/ref/26721

Wassalam

Zon at Jonggol

================================================

Al-Bayyinah,  1 s/d 8

1. Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (QS. 98:1)

2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lemnbaran yang disucikan (Al-Quran), (QS. 98:2)

3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus. (QS. 98:3)

4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (QS. 98:4)

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5)

6. Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. 98:6)

7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. 98:7)


8. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. 98:8)


========================================

Selasa, 08 September 2009

Petunjuk Allah

Petunjuk Allah.

(Seruan kepada para pemimpin dan umat Islam Indonesia)

Kembali negara kita dilanda musibah, bencana alam dalam bentuk gempa bumi, pesawat jatuh, bencana kelaparan di Papua dll. Hal ini mengingatkan kepada tulisan saya pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/06/25/taatilahulama/

Perhatikanlah cara dan kerja pemerintah dalam menanggulangi bencana. Semoga mereka dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Juga semoga dengan bencana gampa bumi ini membuat para pemimpin sadar dan tergerak untuk segera pula mengatasi masalah rakyat korban Lapindo, tidak menelantarkan rakyat bertahun-tahun lagi. Betapa besar kerugian rakyat di sana, baik secara material maupun immaterial.

Bencana alam menjadikan peringatan bagi manusia, suhu bumi meningkat, permukaan air laut meninggi dikarenakan kerusakan hutan dan alam serta faktor lain seperti efek samping industri/karbon. Kerusakan hutan di Indonesia 51 kilometer persegi per hari atau 300x luas lapangan bola per jam, kerusakan alam dan kesenjangan ekonomi dari pertambangan seperti freeport , lapindo dll merupakan bagian dari tanggung jawab para pemimpin. Firman Allah, "Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik *, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar" (Al-Maaidah: 33),

Bencana alam, musibah, musibah penyakit, musibah kemiskinan yang kita alami di nergeri kita ini, bisa merupakan cobaan dari Allah sekaligus peringatan Allah bagi kita.

Peringatan Allah bagi pemimpin negeri dan rakyat negeri ini karena dalam kehidupan tidak lagi menggunakan petunjuk dari Allah. Sebagian pemimpin di negeri ini malah mempergunakan petunjuk kaum kuffar , dalam kepemimpinan mencari ridho kaum kuffar dan mengharapkan pertolongan kaum kuffar. Hubungan antar manusia, ridho kaum kuffar begitu diupayakan sampai mereka menjadi kaum Sekulerisme, Liberalisme, Plurarisme Agama. Padahal MUI sudah mengeluarkan fatwa haram dengan fatwa Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005, Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA, http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=137

Untuk menjadikan negeri ini makmur dan sentosa (nikmat dari Allah), maka pemimpin dan rakyat wajib mengikuti petunjuk Allah. Bukan petunjuk kaum kuffar dan bukan juga mengharapkan ridho kaum kuffar. Kepada kaum kuffar cukuplah sebatas menghargai sebagai manusia.

Pemimpin dan rakyat sebagai manusia agar mendapatkan nikmat Allah dalam kehidupan baik di dunia dan akhirat, wajib memperhatikan firman Allah, Al-Fatihah, 5,6,7

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. (5)

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (6)

“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (7)

Pemimpin dan rakyat sebagai manusia mendapatkan petunjuk Allah dari kitabullah, firman Allah, “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (Al-Baqarah : 2)

Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaannya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izinNya dan menunjukkan ke jalan yang lurus. (Al Maidah : 16)

Dengan petunjuk Allah lah, para pemimpin dan rakyat akan mendapatkan nikmat Allah, bebas dari rasa khawatir/takut dan bebas dari rasa sedih. Sesuai firman Allah,

"Kami berfirman: Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran/takut atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (Al Baqarah: 38)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran/takut terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah 277)

Kesimpulan, solusi bagi pemerintah dan rakyat mengatasi permasalahan di dunia/negara adalah kembali kepada petunjuk Allah, kembali pada Al-Qur’an. Sekali lagi bukan petunjuk kaum kuffar, bukan pula mengharapkan ridho kaum kuffar. Pada Al-Qur'an akan ditemukan resep ekonomi, politik, pendidikan, hukum, bernegara dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Bukanlah resep ekonomi ala IMF, Washington Consensus, Free Trade dan petunjuk kaum imperialisme dan kapitalis lainnya.

Buat pemerintah baiklah mengambil pendapat, sebagai contoh apa yang telah dipelajari INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations) http://insistnet.com atau lembaga, institute, LSM lainnya yang pada prinsipnya tidak tercemar oleh paham Liberalisme, Sekulerisme dan Pluralisme Agama.

Lebih baik lagi pada sisi Presiden dapat dibentuk Majelis Pertimbangan Ulama Indonesia (MPUI) yang memberikan pertimbangan segala hal yang berhubungan dengan pemerintahan dan kebijakannya agar sesuai dengan Al Quran dan Hadits. MPUI ini terdiri dari wakil seluruh ormas Islam, lembaga penelitian pemerintahan berdasarkan Islam, pada prinsipnya perwakilan yang disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar terhindar dari paham yang sesat.

Wassalam

Zon at Jonggol