Kamis, 08 Oktober 2009

Inginkah anda bahagia

Inginkah anda bahagia ?

Apakah bahagia itu ?

  • Memiliki kekayaan atau harta berlimpah ?

  • Memiliki/mendapatkan segala apa yang kita inginkan ?

  • Sebagian lagi berpendapat bahwa keinginan mengakibatkan ketidak-bahagiaan, sehingga bahagia harus didapat dengan mengurangi / menghilangkan keinginan ?

  • Dapat  melakukan segala apa yang kita mau ?

  • Memberi dan berbagi dengan siapa saja ?

  • Melakukan sesuatu yang memberi arti bagi orang lain ?

  • Sebagian lagi berpendapat bahwa akan merasa berbahagia jika dekat dengan “kekuasaan” dan dapat memanfaatkannya, seperti dekat dengan Presiden, Menteri, Atasan  dll.


Imam al-Ghazali, seperti dikutip Hamka dalam Tasawuf Modern, mengungkapkan: ”Bahagia dan kelezatan yang sejati, ialah bilamana dapat mengingat Allah.”

Hutai’ah, seorang ahli syair, menggubah sebuah syair:
(Menurut pendapatku, bukanlah kebahagiaan itu pada pengumpul harta benda;  Tetapi, taqwa akan Allah itulah bahagia).

Yup, bahagia adalah selalu berada pada jalan yang lurus.

Apakah jalan yang lurus ?

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat / bahagia kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Faatihah : 7)

Berapa kali kah seorang muslim setiap hari meminta / berdoa seperti ini,

Tunjukilah kami jalan yang lurus (Al Faatihah : 6).

Jawabannya, adalah minimal  17 x dalam sehari ketika sholat 5 waktu.

Pertanyaan berikutnya apakah upaya yang dilakukan oleh seorang muslim agar permintaan / doa itu terlaksana?

Ternyata banyak muslim hanya sebatas meminta / berdoa saja tanpa upaya atau tidak pernah tahu apa upaya yang harus dilakukan terhadap permintaan / doa tersebut, atau malah tidak pernah merasa meminta / berdoa walaupun melaksanakan sholat 5 waktu.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, dimanakan petunjuk Allah kita dapatkan ?

Dengan kitab (Al-Qur’an) itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS Al Maa’idah. :16)(

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. Al Baqarah : 2)

Kebahagian adalah berada pada jalan yang lurus berdasarkan petunjuk Allah pada Al-Qur’an.

Untuk itulah sebagai muslim wajib  membaca, mengetahui, memahami, merujuk, mengikuti, melaksanakan  petunjuk Al-Qur’an..

Manusia dalam menjalankan / mengarungi kehidupan di dunia dengan berbagai cara yakni,

  1. Dengan Insting

  2. Dengan Panca Indera

  3. Dengan Akal dan Hawa Nafsu

  4. Dengan Petunjuk Allah


Manusia paling mulia adalah menjalankan / mengarungi kehidupan di dunia berdasarkan petunjuk Allah.

Manusia yang hanya sampai dengan akal dan hawa nafsu seperti contoh adalah mereka berpemahaman sesat seperti Sekularisme, Pluralisme dan Libralisme agama.
Mereka mengetahui, memahami Al-Qur’an namun dengan akal, hawa nafsu, keinginan sendiri.
Mereka mengetahui, memahami dan memilih sebagian ayat-ayat Al-Qur’an agar mereka mendapatkan ridho kaum kafir.
Mereka sesat dan bukan berada pada jalan yang lurus. Seperti yang telah di fatwakan oleh MUI bahwa  paham Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme Agama adalah bertentangan dengan agama Islam dan haram mengikuti paham-paham tersebut,  fatwa Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005, http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=137.
Ironisnya pemimpin salah satu parpol besar yang baru saja terpilih dalam munas di Pakanbaru adalah orang yang mendukung paham sesat tersebut, dibuktikan dengan donasi dan dukungan beliau pada freedom institute. http://kedai-kebebasan.org/berita/ekonomi/article.php?id=71
Begitu pula pemimpin negeri , presiden dan wapres terpilih periode 2009 – 2014 adalah keberhasilan dukung-mendukung sebagian mereka dengan pemahaman sesat tersebut. Pemahaman yang bertentangan dengan agama Islam.
Inilah suatu ironi pada negeri yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Mungkinkah ini arti musibah-musibah yang berkelanjutan terjadi pada negeri ini ?.
Semoga para pemimpin dapat memahami, mengambil hikmah dari musibah-musibah dan bertobat sehingga kembali kepada petunjuk Allah dalam memimpin negeri ini. Pimpinlah negeri ini bukan berdasarkan petunjuk / pendapat  kaum kafir sebagaimanapun mereka pandai/pintar.
Jikalaupun meminta petunjuk, pendapat pada orang-orang, pilihlah orang-orang yang mengingat Allah !

Iman pada Al-Qur'an adalah keimanan yang paling mudah diraih dibandingkan keimanan yang lain seperti kita ketahui dari rukun iman. Iman pada Al-Qur'an kita bisa dapati baik dengan insting/fitrah manusia,  panca indera (membaca dan mendengar),  mengetahuinya dengan akal, serta memahami dan menjadikannya petunjuk.

Sifat baik adalah fitrah yang diberikan Allah sejak kita di dalam kandungan. Fitrah (sifat-sifat baik) adalah kecenderungan manusia untuk berbuat kebaikan, seperti halnya binatang buas diberi Allah SWT,  kecenderungan untuk bersifat buas walaupun ia berusaha dijinakkan di lingkungan manusia. Hawa nafsu dan pilihan manusia sendiri yang membuat seorang manusia menjadi jahat dan berperilaku buruk.

Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT. berfirman: “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus) semuanya. Dan sesungguhnya mereka didatangi oleh syetan yang menyebabkan mereka tersesat dari agama mereka” (HR Muslim).

Allah menganugerahi manusia kesempatan untuk memilih yang baik atau yang buruk sesuai firman Allah: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (QS, Al-Balad 90: 10). “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS, Al-Insaan 76: 3). Kemudian syetan berusaha mengaburkan jalan yang benar sehingga jalan yang baik oleh manusia dikira sesat, dan jalan yang sesat dikira benar.

Allah SWT. berfirman dalam Al-Quran surat Al Baqarah 2: 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Jelaslah bahwa manusia harus menggunakan petunjuk Allah (Al-Qur’an) secara menyeluruh agar mendapatkan keselamatan / kebahagian dunia dan akhirat.

Sudahkah anda membaca, mengetahui, memahami , merujuk, mengikuti, melaksanakan  petunjuk Al-Qur’an pada hari ini ?

Semoga kita dianugerahi Allah ni’mat / bahagia.

Senin, 05 Oktober 2009

Ajaran Lain = Rekayasa Manusia

Berikut Tanya Jawab pada sebuah forum dengan mereka yang non muslim.

Tanya :

Apakah benar agama/ajaran selain Islam itu menyesatkan ?
Syaitan percaya Allah Yang Maha Esa, namun mereka tidak mentaati perintah Allah karena mereka merasa bangga dan mulia dibandingkan manusia.
Kaum Yahudi, sesat karena mereka merasa bangga dan mulia dengan bangsa mereka (ras) dan kelebihan yang diberikan Allah yang sesungguhnya merupakan cobaan, yakni salah satunya dalam bentuk kepandaiaan (kemampuan akal).

Kaum Yahudi sangat memusuhi Nabi Isa dan berusaha untuk membunuhnya, namun Allah menyelamatkan nabi Isa dan menggantinya dengan yang menyerupai.
Selanjutnya Kaum Yahudi yang menurut kabar "bertobat ?", "melanjutkan" pengajaran Nabi Isa, dengan pengajaran yang sesuai dengan kepentingan mereka yang menyesatkan. Jadi pada akhirnya pengembalaan yang dilakukan kaum nasrani adalah upaya penyesatan manusia.
Peristiwa pembunuhan/penyaliban manusia tersebut mereka katakan sebagai upaya penebus dosa..
Dosa warisan atau turunan dalam Islam tidaklah ada. Setiap perbuatan dosa akan dibalas kepada setiap insan yang melakukannya tersebut. Tidak kepada istrinya, anaknya, cucunya, anak turunnya atau orang lain. Hal ini berdasar pada firman Allah SWT di dalam Al Qur’an surat An Najm : 36-41, yang artinya :

” Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran- lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”

Dasar yang lain pada surat Fathir ayat 18 :

“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu Tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan sembahyang. dan Barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allahlah kembali(mu).”

Demikian pula disebutkan dalam Qur’an surat Al An’am ayat 164, yang artinya :

“ Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”

Allah kembali berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 15 :

“ Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. “

QS Az Zumar ayat 7 :

“Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.”

Konsep dasar kaum Yahudi dalam menyesatkan manusia adalah "menciptakan" manusia seolah/sebagai Tuhan (mensekutukan) sehingga manusia yang diciptakan itu dapat memberikan firman/petunjuk yang sesuai dengan kepentingan kaum Yahudi.

Kaum Yahudi mengingkari kenabian Muhammad karena nabi Muhammad bukan berasal dari kaum mereka. Buat kaum Yahudi keputusan Allah tentang kenabian Muhammad tidak masuk akal  mereka karena mereka bangga sekali dengan kemampuan akal dan ras mereka.
Sesungguhnya kaum Yahudi tahu akan kenyataan sesungguhnya namun mereka tidak mau menerima/mengingkari.

Marilah,  dengan semangat kebaikan, bersegeralah masuk Islam, jangan sia-siakan kehidupan anda.

Kami kaum muslim tidak memusuhi kaum non muslim dan tidak juga memaksa kalian untuk masuk Islam. Terserah anda apakah anda akan mengikuti jalan lurus atau anda ingin mengikuti jalan mereka yang dimurkai atau mereka yang sesat ?

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS. 1:6)
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nimat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:7)

Dimana petunjuk kepada jalan yang lurus ?

Dengan kitab  (Al-Qur'an)  itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 5:16)
Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[/b], (QS. 2:2)

Semoga teman-teman mendapatkan pertolongan Allah, dan segera terselamatkan dari jalan yang sesat.

Tanya:

Apa yg ditawarkan oleh Islam yg tidak ada pada ajaran lainnya??

Terima kasih atas pertanyaannya.

Ajaran lainnya ?
Ajaran yang mana ?
Sesungguhnya dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad , mengajarkan untuk menyembah Allah yang Maha Esa.
Firman Allah,
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku (Az Zariyat 56)

Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian menjemputmu (al Hijr 99)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Al Faatihah:5)

Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. (Al Ikhlas :1)

Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu? (Al Anbiya :66)

Ajaran-ajaran lain-lain, pada akhirnya baik sengaja maupun tidak sengaja mengajak mensekutukan Allah Yang Maha Esa dengan Tuhan lain.

Memang benar dalam ajaran-ajaran lain tersebut, ada hal yang mengajarkan kebaikan, namun prinsip dasar yang dilanggar yakni "menciptakan" manusia, benda seolah/sebagai Tuhan (mensekutukan) sehingga yang diciptakan itu dapat memberikan firman/petunjuk/ilham yang sesuai dengan kepentingan/keinginan mereka.

Persis sama dengan konsep dasar kaum Yahudi dalam menyesatkan manusia adalah "menciptakan" manusia seolah/sebagai Tuhan (mensekutukan) sehingga manusia yang diciptakan itu dapat memberikan firman/petunjuk yang sesuai dengan kepentingan/keinginan kaum Yahudi.

Firman Allah,
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh? (Al Baqarah : 87)

Jadi kesimpulan buat apa membandingkan dengan ajaran-ajaran lainnya, karena ajaran-ajaran lain sudah jelas kesesatannya dan menjadikan manusia kafir.

“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke dalam neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah: 6)

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” [Ali Imran:19]

Jadi marilah demi kebaikan teman-teman, kajilah Al-Qur'an dengan semangat beriman pada Allah Yang Esa
Sebaiknya anda tidaklah lagi ragu, dan jangan pula anda mensia-sia kan hidup anda pada jalan yang sesat.
Muliakanlah diri anda sebagai manusia sehingga syaitan sangat membencinya.

Prinsipnya adalah jikalau manusia yang membenci anda yang telah mulia dalam Islam maka sesungguhnya mereka akan bersama syaitan berlutut di Neraka Jahanam
Firman Allah, Demi Rabbmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut. (QS. 19:68)

Akhirnya saya mengajak demi keselamatan teman-teman di dunia, marilah bersama Islam, petunjuk Allah yang terbaru, terakhir dan sempurna.
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepada nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu”. (Al-Maidah : 3)

Tanya : Benarkah Nabi2 sebelumnya menyembah Allah? Apa yg diajarkan oleh Nabi2 sebelumnya ttg Allah?

Allah menganugerahi manusia kesempatan untuk memilih yang baik atau yang buruk sesuai firman Allah: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (QS, Al-Balad 90: 10). “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS, Al-Insaan 76: 3).
Kemudian syetan berusaha mengaburkan jalan yang benar sehingga jalan yang baik oleh manusia dikira sesat, dan jalan yang sesat dikira benar. Allah SWT. berfirman dalam Al-Quran surat Al Baqarah 2: 216: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke dalam neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”(QS. Al-Bayyinah: 6)
Ahli kitab adalah kaum Yahudi dan kaum Nasrani, Orang-orang musyrik adalah yang menyekutukan Allah, menjadikan Tuhan selain Allah. Orang-orang musyrik sebagai contoh ajaran / agama seperti budha, hindu dll.
Ahli kitab selain menyesatkan karena merubah kitab sesuai keinginan, juga menyekutukan Allah, sebagaimana firman Allah,
Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih itu putera Allah.” Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah memerangi mereka, bagaimana mereka sampai berpaling. (QS. At-Taubah: 30).

Islam adalah agama tauhid. Seluruh nabi dan rosul yang diutus Allah Subhanahu wa Ta`ala hanya meng-ajarkan, menanamkan dan menda`wahkan tauhid, (beribadah serta mengabdi hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala saja, tidak kepada yang lain-Nya). Tidak ada satupun di antara mereka yang mengajar-kan syirik.

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Beribadahlah hanya kepada Allah (saja), dan jauhilah Thogut", {QS. An Nahl [16]: 36}

Islam adalah agama para rosul, sejak Nabi Adam `alaihis salam sampai Nabi Muhammad Ibnu Abdillah Shallallohu `alaihi wa sallam.

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
Dan Ibrohim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. (Ibrohim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian, maka janganlah kalian mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Adakah kalian hadir ketika Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kalian ibadahi sepeninggalku". Mereka menjawab: "Kami akan beribadah kepada Robb-mu dan Robb bapak-bapakmu : Ibrohim, Isma'il, dan Ishaq, (yaitu) Robb Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya". {QS. Al Baqoroh [2]: 132-133}

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
(ikutilah) agama orang tua kalian Ibrohim. Dia (Alloh) telah menamai kalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur'an) ini, supaya Rosul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia." {QS. Al Hajj [22]: 78}

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
"Dia telah mensyari'atkan bagi kalian agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa-apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrohim, Musa dan `Isa yaitu: Tegakkan-lah agama dan janganlah kalian berpecah belah tentang-nya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)". {QS. Asy Syuro [42]: 13}

Agama yahudi bukanlah agama nabi Musa `alai-his salam dan agama nasrani bukanlah agama nabi `Isa `alaihis salam. Kedua nabi tersebut dan seluruh para nabi telah diutus dengan membawa agama Islam.

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman tentang perkataan Nuh `alaihis salam kepada kaumnya:
"Jika kalian berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikit pun dari kalian, upahku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah untuk menjadi orang-orang Islam (Muslimin)". {QS. Yunus [10]: 72}

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
"Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kalian beriman ke-pada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya saja, jika kalian benar-benar orang-orang Islam (Muslimin)”. {QS. Yunus [10]: 84}

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
"Maka tatkala `Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah". Para Ha-wariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Islam”. {QS. Ali Imron [3]: 52}

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
"Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut 'Isa yang setia: "Berimanlah kalian kepada-Ku dan kepada rosul-Ku". Mereka menjawab: "Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rosul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Islam". {QS. Al Maidah [5]: 111}

Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan Islam adalah mutlak dari semua segi, baik aqidahnya, hukum-hukumnya maupun segi-segi yang lainnya. Hal itu dikarenakan Islam adalah haq dan karena Islam datang dari Zat Yang Maha Sempurna, Allah `Azza Wa Jalla. Kesempurnaan Islam bertolak dari kesempur-naan Allah Subhanahu wa Ta`ala. Islam adalah agama yang abadi, tidak akan punah sepanjang zaman dan tidak akan tertinggal oleh zaman manapun.

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Ku cukupkan kepada kalian ni`mat-Ku, dan telah Ku ridhoi Islam itu jadi agama kalian". {QS. Al Maidah [5]: 3}

Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
"Maka apakah selain agama Allah yang mereka cari, pada-hal kepada-Nya-lah berislam (berserah diri) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan". {QS. Ali Imron [3]: 83}.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Etik dengan Non Muslim

Soal:

Kami ingin mengetahui dengan jelas bagaiman seorang muslim memandang orang non muslim. Bagaimana ia bergaul dengan mereka, sesuai dengan ajaran Islam?


Jawab:


Al-Hamdulillah.

1. Islam adalah agama rahmat dan agama keadilan.

2. Kaum muslimin diperintahkan untuk mendakwahi kalangan non muslimin dengan cara yang bijaksana, melalui nasihat dan diskusi dengan cara yang terbaik. Allah berfirman:

"Janganlah engkau berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang terbaik, kecuali orang-orang yang zhalim di antara mereka.."

3. Allah hanya menerima Islam sebagai agama. Allah berfirman:

"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS.Ali Imraan : 85)

4. Kaum muslimin harus memberi kesempatan kepada orang-orang kafir untuk mendengar Kalamullah. Allah berfirman:

"Dan jika seseorang dari orang-orang musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.." (QS.At-Taubah : 6)

5. Kaum muslimin harus membedakan antara masing-masing orang-orang kafir dalam pergaulan; membiarkan saja, orang-orang itu yang tidak perduli dengan kaum muslimin, memerangi di antara orang-orang itu yang memerangi mereka, mengenyahkan di antara orang-orang kafir itu yang sengaja menghalangi tersebarnya dakwah Islam dan berlakunya hukum Islam di muka bumi.

6. Sikap kaum muslimin terhadap non muslim dalam soal cinta kasih dan kebencian hati, didasari oleh sikap mereka terhadap Allah. Orang yang beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan Allah dengan segala sesuatu, akan dihidupkan oleh Allah. Tetapi karena orang-orang kafir itu tidak beriman kepada Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, menyimpang dari agama Allah dan membenci kebenaran, maka kaum muslimin juga harus membenci mereka.

7. Kebencian hati bukan berarti bersikap menzhalimi, dalam kondisi apapun. Karena Allah berfirman kepada Nabi-Nya tentang sikap yang wajib terhadap Ahli Kitab:

"Aku diperintahkan untuk berbuat adil di antara kalian; Allah adalah Rabb kami dan Rabb kalian, bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian.."

Rasulullah adalah muslim, sementara mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nashrani.

8. Kaum muslimin harus berkeyakinan, bahwa dalam kondisi bagaimanapun seorang muslim tidak boleh bersikap zhalim kepada non muslim. Sehingga tidak boleh menganiaya mereka, menakut-nakuti mereka, tidak boleh menggertak mereka, tidak boleh mencuri harta mereka, tidak boleh mencopetnya, tidak boleh bersikap curang terhadap hak mereka, tidak boleh mengkhianati amanah mereka, tidak boleh tidak membayar upah mereka, membayar mereka harga barang jualan mereka kalau kita membelinya dari mereka, memberi untung dalam usaha patungan dengan mereka.
Firman Allah:

"dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu.Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu.Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)". (QS.Asy-Syuraa : 15)

9. Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa seorang muslim harus menghormati perjanjian yang dilakukan antara dirinya dengan orang non muslim. Kalau ia sudah setuju dengan persyaratan yang mereka ajukan misalnya untuk masuk negeri mereka dengan visa, dan ia sudah berjanji untuk menaati perjanjian tersebut, maka ia tidak boleh merusaknya, tidak boleh berkhianat atau memanipulasi, membunuh atau melakukan perbuatan merusak lainnya. Demikian seterusnya.

10. Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa kalangan orang-orang kafir yang memerangi mereka, mengeluarkan mereka dari negeri mereka dan menolong orang-orang itu memerangi kaum muslimin, darahnya halal bagi kaum muslimin.

11. Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa seorang muslim boleh berbuat baik kepada orang non muslim dalam suasana damai, dengan bantuan finansial, memberi makan mereka yang kelaparan, memberi pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, menolong mereka dalam perkara-perkara yang mubah, berlemah-lembut dalam tutur kata, membalas ucapan selamat mereka (seperti selamat belajar), dan lain sebagainya. Allah berfirman:

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah : 8)

12. Kaum muslimin hendaknya tidak menahan diri untuk bekerjasama dengan kalangan non muslim dalam menegakkan kebenaran, memberantas kebatilan, menolong orang yang dizhalimi, memberantas segala bahaya terhadap kemanusiaan seperti perang memberantas kotoran, memperoleh barang bukti dan memberantas penyakit-penyakit menular dan lain-lain.

13. Kaum muslimin harus meyakini bahwa ada perbedaan antara muslim dengan non muslim dalam beberapa ketentuan hukum, seperti diyat (ganti rugi untuk pihak keluarga terbunuh, bila si pembunuh tidak diqishah), warisan, pernikahan, perwalian dalam nikah, masuk kota Mekkah dan lain-lain. Semua hukum tersebut dijelaskan dalam buku-buku fikih Islam. Kesemuanya itu didasari oleh perintah-perintah dari Allah dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sehingga tidak mungkin disamaratakan antara orang yang beriman kepada Allah semata, tidak menyekutukan Allah dengan segala sesuatu, dengan orang yang kafir kepada Allah saja, dan dengan orang yang kafir kepada Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, lalu berpaling dari agama Allah yang benar.

14. Kaum muslimin diperintahkan untuk berdakwah mengajak ke jalan Allah di seluruh negeri-negeri Islam dan di negeri-negeri lain. Mereka harus menyampaikan kebenaran kepada semua orang, mendirikan masjid-masjid di berbagai penjuru dunia, dan mengirimkan para dai ke tengah masyarakat non muslim, serta mengajak berdialog dengan para pemimpin mereka untuk masuk ke dalam agama Allah.

15. Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa kalangan non muslim yang memiliki agama samawi dan non samawi semuanya tidaklah benar. Oleh sebab itu, kaum muslimin tidak boleh mengijinkan kalangan non muslim untuk menyebarkan para dai atau misionaris mereka, atau membangun gereja-gereja di negeri-negeri Islam. Allah berfirman:

"Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir) Mereka tidak sama. "

Barangsiapa yang mengira bahwa Islam itu sama saja dengan agama-agama lain, maka ia keliru besar. Para ulama membuka pintu dialog dengan kalangan non musliom. Mereka juga memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pandangan dengan orang-orang kafir, serta bersedia menjelaskan kebenaran kepada mereka. Sebagai penutup, Allah berfirman:

"Katakanlah:"Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah.Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:"Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS.Ali Imraan : 64)

Demikian juga firman Allah:

"Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka.." (QS.Ali Imran : 110)
Islam Tanya & Jawab
Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid

Sumber :

http://www.arrahmah.com/index.php/blog/read/2033/pondasi-dan-kode-etik-pergaulan-muslim-dengan-non-muslim