Kamis, 28 Januari 2010

Menjadi Muslim Terbaik

Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan.

Sebuah hadits menguraikan sebagai berikut:
Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata,

“Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.”
Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.”

Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.”
Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.”

Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.”
Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.

Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).”
Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata.

Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)

Bila dibandingkan dengan iman maka ihsan itu lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan.

Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang yang mencapai derajat iman.

Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman dan islam.

Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang mu’min yang lain, dan orang yang mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan orang-orang muslim yang lain.

Setiap mu’min pasti muslim, karena orang yang telah merealisasikan iman sehingga iman itu tertanam kuat di dalam hatinya pasti akan melaksanakan amal-amal islam/amalan lahir.

Dan belum tentu setiap muslim itu pasti mu’min, karena bisa jadi imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak meyakini keimanannya dengan sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota badannya, sehingga statusnya hanya muslim saja dan tidak tergolong mu’min dengan iman yang sempurna.

Sebagaimana Alloh Ta’ala telah berfirman, “Orang-orang Arab Badui itu mengatakan ‘Kami telah beriman’. Katakanlah ‘Kalian belumlah beriman tapi hendaklah kalian mengatakan: ‘Kami telah berislam’.” (Al Hujuroot: 14).

Seorang muslim yang mampu dapat menunaikan rukun Islam ke 5 yakni ibadah haji. Di Negara kita dikenal dengan predikat haji atau hajjah.

Seorang mu’min yang mendalami ilmu sebagai implementasi lebih jauh dari rukun-rukun iman seperti beriman pada kitab-kitab Nya dan rasul-rasul Nya
Firman Allah, “…..niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujaadilah (58):11)

Mu’min yang menguasai ilmu kita kenal dengan ustadz, kyai, ulama dan yang khusus seperti yang menguasai fiqh disebut fuqaha. Ada pula dengan predikat syaikhul islam.

Dengan demikian jelaslah sudah bahwasanya agama ini memang memiliki tingkatan-tingkatan, dimana satu tingkatan lebih tinggi daripada yang lainnya. Tingkatan pertama yaitu islam, kemudian tingkatan yang lebih tinggi dari itu adalah iman, kemudian yang lebih tinggi dari tingkatan iman adalah ihsan

Ihsan (bahasa Arab: احسان) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti "kesempurnaan" atau "terbaik." Dalam terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat perbuatannya. Orangnya disebut muhsin, jamaknya : muhsinin

Tingkatan Ihsan pertama adalah “sesungguhnya Allah melihat perbuatannya” sedangkan yang terbaik adalah “seolah-olah ia melihat-Nya”

“Seolah-olah melihat Allah”, tentu tidak boleh diartikan secara harfiah atau secara fisik atau tersurat.  Namun pahami secara hakekat adalah dengan menelisik apa yang tersembunyi / tersirat, mencari makna spiritual (thariq al bathin), guna mensucikan bathin (thathhir al bathin). Silahkan baca juga tulisan http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/03/24/allah-itu-dekat/

Jadi untuk menjadi muslim yang terbaik adalah yang dapat mencapai tingkatan Ihsan (muhsin).

Beberapa pertanyaan kritis terhadap muslim yang sering dilontarkan orang awam adalah,

  • Mengapa ada seorang muslim yang taat menjalankan sholat, puasa, zakat bahkan telah menunaikan ibadah haji namun dia berzina, korupsi atau melakukan perbuatan yang dilarang Allah lainnya.



  • Mengapa ada seorang ustadz dapat menyiram air keras kepada muridnya di sebuah pondok pesantren karena diduga murid tersebut mencuri HP anak sang ustadz.



  • Mengapa ada seorang fuqaha (ahli fiqh) bisa sombong bahkan tersesat karena memilih-memilah hadits, ayat-ayat al-qur’an demi memperturutkan keinginan, pemikiran atau hawa nafsu semata.

  • dll.


Jawabannya adalah mereka tahu dan paham apa yang dilarang Allah namun mereka tidak sampai pada tingkatan Ihsan.

Seorang yang sampai pada tingkatan seolah-olah melihat Allah atau paling tidak seorang yang yakin bahwa segala perbuatannya dilihat Allah maka tentu akan terdorong melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya

Inilah sesungguhnya bentuk ketaqwaan kepada Allah yang menentukan tingkat/ukuran kemuliaan seorang muslim dihadapan Allah.

Sesuai firman Allah, “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa” (QS. Al-Hujurat: 13)

Contoh paham yang disebar luaskan oleh orang-orang yang memusuhi orang beriman adalah paham sekularisme.  Paham sekularisme adalah paham yang mengupayakan memisahkan orang-orang beriman dengan Allah. Walaupun untuk waktu tertentu atau waktu yang sekejap.

Orang-orang yang mendukung paham sekularisme adalah orang-orang keliru. Mereka berupaya memisahkan suatu urusan manusia di dunia dengan agama atau dengan kata lain sewaktu-waktu dapat memisahkan urusan manusia dengan Allah.

Sebagai contoh Negara sekuler yakni memisahkan urusan Negara dengan agama, sehingga sebenarnya mereka beranggapan ketika mereka berusan dengan masalah Negara maka saat itu tidak berhubungan dengan agama atau tidak berhubungan dengan Allah. Padahal Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui setiap waktu.

Maka kita bisa temui orang-orang berpaham sekularisme walaupun dia muslim taat namun ketika mereka sedang urusan Negara maka mereka dapat melakukan korupsi atau mengambil kebijakan keliru atau memimpin secara otoriter atau memaksakan kehendak karena ketika mereka sedang berurusan Negara, seolah-olah Allah tidak melihat mereka.

Jika muslim telah sampai pada tingkatan Ihsan tentu akan menolak paham sekulerisme.

Sesungguhnya paham sekulerisme disebarluaskan oleh kaum yang memusuhi umat Islam.

Kaum tersebut telah Allah uraikan dalam firmanNya,
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”
(Al Maaidah: 82)

Maksud sesungguhnya dari kaum yang memusuhi umat Islam atas paham sekularisme adalah, paham yang menghindarkan manusia dalam kehidupannya me”referensi” kepada Allah / Agama.
Nauzubillah min zalik.

Sebaiknya yang perlu diingat selalu adalah,
“Marilah kita intropeksi diri sendiri maupun jamaah/kelompok/organisasi adakah tersusupi kaum itu atau adakah tersusupi pemikiran/pendapat dari kaum itu”.

Paham Sekulerisme merebak sejak runtuhnya Kesultanan Utsmani Turki yang sekaligus merupakan kekhalifahan Islam terakhir pada tahun 1924.

Setelah runtuhnya sistem pemerintahan Islam, maka selanjutnya ummat Islam mulai menjalani kehidupan dengan mengekor kepada pola kehidupan bermasyarakat dan bernegara ala Barat. Mulailah di berbagai negeri muslim didirikan di atasnya berbagai nation-state (negara bedasarkan kesatuan bangsa).

Padahal sebelumnya semenjak Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjadi kepala negara Daulah Islamiyyah (Negara Islam) pertama di Madinah, ummat Islam hidup dalam sistem aqidah-state (negara berdasarkan kesatuan aqidah) selama ribuan tahun.

Mereka yang memusuhi umat Islam , diantaranya adalah Mustafa Kemal Attaturk (Yahudi dari Dumamah) yang menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani..

Jadi kita bisa memahami bagaimana tingkatan seorang muslim jika mereka mengidolakan, meneladankan Mustafa Kemal Attaturk.

Dalam salah satu konsultasi di situs eramuslim berjudul ”Arab dan Kiamat” dijelaskan fakta sebagai berikut:
”Kita juga harus ingat, Kerajaan Saudi Arabia itu berdiri, berontak dan lepas dari Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, atas dukungan jaringan Zonis Internasional. Salah seorang perwira Yahudi Inggris, Letnan Terrence Edward Lawrence, disusupkan dan mengendalikan pasukan Saudi ini.

Setelah menjadi kerajaan, 75.000 pasukan Saudi Arabia—Saudi Arabian National Guard (SANG)—dibentuk dan mendapat pelatihan dari Vinnel Corporation, salah satu Privat Military Agency (PMA) AS dengan nilai kontrak yang sangat besar. Tentu saja, CIA dan MOSSAD berada di belakang PMA ini.

Di Mekkah pula, para penguasa Saudi mempersilakan perusahaan-perusahaan donatur Zionis seperti Starbucks dan McD buka gerai dan banyak menarik pelanggan.

Bahkan Al-Walid, salah seorang kerabat istana Saudi, menguasai banyak perusahaan yang banyak di antaranya menjadi donatur Zionis Israel. Namun ketika Muslim Gaza dibantai Israel, Saudi (dan juga Mesir) bersikap adem-ayem, bahkan merestui pembantaian ini karena mereka lebih bersahabat dengan pelayan Zionis bernama Mahmud Abbas, ketimbang dengan HAMAS.”


Pantaslah bilamana Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memprediksi bahwa di antara langkah awal yang akan dikerjakan oleh Panglima Ummat Islam Akhir Zaman -yakni Imam Mahdi- ialah mengakhiri kesombongan para Mulkan Jabbriyyan di semenanjung Arabia.

Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji Al-Jihad Fi Sabilillah untuk memerdekakan negeri-negeri yang selama ini dikuasai oleh para Mulkan Jabriyyan (Para penguasa yang memaksakan kehendak dan mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). Beliau akan mengawali suatu proyek besar membebaskan dunia dari penghambaan manusia kepada sesama manusia untuk hanya menghamba kepada Allah semata, Penguasa Tunggal dan Sejati langit dan bumi. Beliau akan memastikan bahwa dunia diisi dengan sistem dan peradaban yang mencerminkan kalimatthoyyibah Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullah dari ujung paling timur hingga ujung paling barat.

Ghazawaat (perang-perang) tersebut akan dimulai dari jazirah Arab kemudian Persia (Iran) kemudian Ruum (Eropa dan Amerika) kemudian terakhir melawan pasukan Yahudi yang dipimpin langsung oleh puncak fitnah, yaitu Dajjal. Dan uniknya pasukan Imam Mahdi Insya Allah akan diizinkan Allah untuk senantiasa meraih kemenangan dalam berbagai perang tersebut.

تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ
ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ
“Kalian akan perangi jazirah Arab dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan menghadapi Persia dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Ruum dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya, kemudian kalian akan perangi Dajjal dan Allah akan beri kemenangan kalian atasnya.” (HR Muslim)

Lalu kapan Nabiyullah Isa ’alihis-salaam akan turun dari langit diantar oleh dua malaikat di kanan dan kirinya? Menurut hadits-hadits yang ada Nabi Isa putra Maryam ’alihis-salaam akan datang sesudah pasukan Imam Mahdi selesai memerangi pasukan Ruum menjelang menghadapi perang berikutnya melawan pasukan Dajjal.

Pada saat itulah Nabi Isa ’alihis-salaam akan Allah taqdirkan turun ke muka bumi untuk digabungkan ke dalam pasukan Imam Mahdi dan membunuh Dajjal dengan izin Allah.

Begitu Imam Mahdi dan pasukannya mendengar kabar bahwa Dajjal telah hadir dan mulai merajalela menebar fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka Imam Mahdi mengkonsolidasi pasukannya ke kota Damaskus.

Lalu pada saat pasukan Imam Mahdi menjelang sholat Subuh di sebuah masjid yang berlokasi di sebelah timur kota Damaskus tiba-tiba turunlah Nabi Isa ’alihis-salaam diantar dua malaikat di menara putih masjid tersebut. Maka Imam Mahdi langsung mempersilahkan Nabi Isa ’alihis-salaam untuk mengimami sholat Subuh, namun ditolak olehnya dan malah Nabi Isa ’alihis-salaam menyuruh Imam Mahdi untuk menjadi imam sholat Subuh tersebut sedangkan Nabi Isa ’alihis-salaam makmum di belakangnya. Subhanallah.

" ينزل عيسى بن مريم ، فيقول أميرهم المهدي : تعال صل بنا ،
فيقول : لا إن بعضهم أمير بعض ، تكرمة الله لهذه الأمة " .
"Turunlah Isa putra Maryam ’alihis-salaam. Berkata pemimpin mereka Al-Mahdi: "Mari pimpin sholat kami." Berkata Isa ’alihis-salaam: "Tidak. Sesungguhnya sebagian mereka pemimpin bagi yang lainnya sebagai penghormatan Allah bagi Ummat ini." (Al Al-Bani dalam ”As-Salsalatu Ash-Shohihah”)

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam barisan pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh satu dari dua kebaikan: ’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) au mut syahidan (atau Mati Syahid). Amin ya Rabb.

Wallahu a’lam

Bahan bacaan:
Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi
Tiga Tanda Kiamat Yang Harus Diantisipasi Dewasa Ini
Berkasa Pada Politik Islam Turki

Pustaka buku:

1. Zionisme - Gerakan Menaklukan dunia, Alm Z A Maulani (mantan kabakin era Habibi)
2. Ancaman Global freemasonry, Harun Yahya
3. Dajjal dan simbol setan , Toto Tasmara
4. Freemansory di asia tenggara , Abdullah Pattani
5. Mimpi Buruk Kemanusiaan: Sisi-sisi Gelap Zionisme / Ralph Schoenman
6. Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila : Menguak tabir pemikiran politik founding father, Drs Muhammad Thalib & Irfan S. Awwas
7. Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Maryam Jameelah

Jama'atul Muslimin

Pada dasarnya seluruh kaum muslimin hanya diikat oleh satu jama’ah yaitu jama’atul muslimin dengan satu kepemimpinan yaitu khalifah.

Jamaatul muslimin ini merupakan ikatan yang kuat didalam menjalankan hukum Allah dan syari’at-Nya ditengah-tengah kehidupan umat manusia sehingga menjadikan islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dan ketika ikatan jama’atul muslimin ini hancur maka hancurlah seluruh ikatan-ikatan islamnya, hilanglah syia’ar-syi’arnya dan umat menjadi terpecah-pecah. Inilah makna ungkapan Umar bin Khottob,”Wahai masyarakat Arab, tidak ada islam kecuali dengan jama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan.” (HR. Bukhori)

Juga hadits yang diriwayatkan oleh Umamah al Bahiliy dari Rasulullah saw bersabda,”Ikatan-ikatan islam akan lepas satu demi satu. Apabila lepas satu ikatan, akan diikuti oleh lepasnya ikatan berikutnya. Ikatan islam yang pertama kali lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad)

Dan ketika jamaatul muslimin atau jama’ah yang mengikat seluruh kaum muslimin di alam ini dengan satu kepemimpinan khilafah telah terwujud maka umat islam diharuskan untuk membaiatnya serta dilarang untuk melepaskan baiatnya dari keterikatannya dengan jama’atul muslimin, sebagaimana didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari
Hudzaifah bin al Yaman berkata bahwa orang-orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebaikan dan aku pernah menanyakan kepadanya tentang keburukan, karena aku khawatir menemui keburukan itu. Aku bertanya,”Apa yang engkau printahkan kepadaku jika aku menemui keadaan itu?’ Beliau saw bersabda,”Hendaklah engkau berkomitmen (iltizam) dengan jama’atul muslimin dan imam mereka.” (HR. Bukhori)

Dari Abdullah bin ‘Amr ra bahwa Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang membaiat seorang imam kemudian imam itu memberikan untuknya buah hatinya dan mengulurkan tangannya maka hendaklah ia menaatinya sedapat mungkin.” (HR. Muslim)

Demikianlah beberapa hadits diatas yang menunjukkan betapa tingginya kedudukan seorang imam jama’atul muslimin didalam diri setiap rakyatnya. Di situ juga disebutkan betapa setiap muslim harus senantiasa mengedepankan kesabaran, tidak membangkang, tetap menaatinya dengan segenap kemampuannya.

Hadits-hadits itu melarang setiap muslim untuk meninggalkan ketaatan kepadanya atau keluar darinya dan membentuk jama’ah sendiri atau tidak berjama’ah.

Adakah Jama’atul Muslimin Saat Ini

Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah jama’atul muslimin ada pada saat ini?
Bisakah jama’ah-jama’ah pergerakan, partai-partai islam, ormas-ormas islam yang ada saat ini disebut dengan jama’atul muslimin?

Husein bin Muhammad bin Ali Jabir mengatakan bahwa sesuai dengan pengertian syar’inya maka jamaatul muslimin boleh dikatakan tidak ada lagi di dunia sekarang ini. Beberapa bukti yang menunjukkan hal itu adalah :
1. Diantara alasan-alasan yang digunakannya adalah hadits yang diriwayatkan dari Huzaifah bin Yaman yang berkata bahwa orang-orang banyak bertanya kepada Rasulullah saw tentang kebaikan dan aku pernah menanyakan kepadanya tentang keburukan, karena aku khawatir menemui keburukan itu. Aku bertanya,”Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemui keadaan itu?’ Beliau saw bersabda,”Hendaklah engkau berkomitmen (iltizam) dengan jama’atul muslimin dan imam mereka.” (HR. Bukhori)
Hadits ini memberitahu akan datangnya suatu zaman kepada umat islam dimana jama’atul muslimin tidak muncul di tengah kehidupan umat islam. Seandainya ketidakmunculannya itu mustahil, niscaya dijelaskan oleh Rasulullah saw kepada Hudzaifah. Tetapi, Rasulullah saw justru mengakui terjadinya hal tersebut dan mengarahkan Hudzaifah agar menggigit akar pohon (islam) dalam menghadapi tidak adanya Jama’atul Muslimin dan imam mereka itu.

2. Bukti lainnya yang menunjukkan tidak adanya Jama’atul Muslimin ialah adanya beberapa pemerintahan yang memerintah umat islam. Sebab, islam tidak mengakui selain satu pemerintahan yang memerintah umat islam. Bahkan islam memerintakan umat islam agar membunuh penguasa kedua secara langsung, sebagaimana dijelaskan oleh nash-nash syariat.
Dari Abu Said al Khudriy bahwa Rasulullah saw bersabda,”Apabila ada baiat kepada dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.” (HR. Ahmad)

Imam Nawawi dalam mengomentari hadits ini berkata,”Arti hadits ini ialah apabila seorang khalifah yang dibaiat setelah ada seorang khalifah maka baiat pertama itulah yang sah dan wajib ditaati. Sedangkan bai’at kedua dinyatakan batil dan diharamkan untuk taat kepadanya.

3. Bukti lainnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Umamah al Bahiliy bahwa Rasulullah saw bersabda,”Ikatan-ikatan islam akan lepas satu demi satu. Apabila lepas satu ikatan, akan diikuti oleh lepasnya ikatan berikutnya. Ikatan islam yang pertama kali lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad)
Hadits ini jelas menyatakan akan datangnya suatu masa dimana pemerintahan dan khilafah tidak muncul. (Menuju Jama’atul Muslimin hal 42 – 46)

Sementara itu jama’ah-jama’ah pergerakan yang ada saat ini, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jama’ah Tabligh, Salafi, PKS, PPP, NU, Muhammadiyah atau lainnya bukanlah jama’atul muslimin namun hanyalah jama’ah minal muslimin yaitu jama’ah yang terdiri dari sekelompok kaum muslimin yang berjuang untuk mewujudkan cita-cita islam berdasarkan manhaj atau metode gerakan masing-masing.

Kepemimpinan pada masing-masing jama’ah minal muslimin tidaklah bersifat universal mengikat seluruh kaum muslimin namun ia hanya mengikat setiap anggota yang ada didalam jama’ahnya.

Keberadaan jama’ah minal muslimin pada saat ini atau saat tidak adanya jama’atul muslimin sangatlah dibutuhkan dan diperlukan sebagai ruh dan anak tangga dari kemunculan jama’atul muslimin sebagaimana disebutkan dalam suatu kaidah “Tidaklah suatu perkara wajib dapat sempurna kecuali dengan sesuatu yang lain maka sesuatu itu menjadi wajib pula.”

Menegakkan khilafah atau jama’atul muslimin adalah kewajiban setiap muslim dan ia tidak akan terwujud kecuali dengan da’wah yang dilakukan secara berkelompok maka menegakkan da’wah dengan cara berjamaah (jama’ah minal muslimin) ini adalah wajib.

Melepaskan Ba’iat atau Keluar dari Jama’ah Minal Muslimin

Tentunya sebagai sebuah jamaah yang menggabungkan sekian banyak da’i atau orang-orang yang ingin berjuang untuk islam didalamnya maka diperlukan soliditas, komitmen dan ketaatan semua anggotanya kepada pemimpin dan aturan-aturan jamaah tersebut. Untuk meneguhkan itu semua maka jamaah perlu mengambil janji setia dari setiap anggotanya yang kemudian dikenal dengan istilah baiat, sebagaimana firman Allah swt :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Artinya : “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, Maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (QS. Al Fath : 10)
Tentulah kedudukan baiat kepada imam, amir, qiyadah jama’ah minal muslimin berbeda dengan baiat kepada imam dari jama’atul muslimin dikarenakan imam jama’atul muslimin dipilih oleh ahlul halli wal aqdi dari seluruh umat islam sedangkan imam dari jama’ah minal muslimin dipilih oleh majlis atau dewan syuro sebagai perwakilan seluruh anggota di jama’ah itu.

Hadits-hadits yang melarang bahkan mengancam seseorang melepaskan baiatnya adalah terhadap imam atau khalifah dari jama’atul muslimin bukan terhadap imam dari jama’ah minal muslimin, seperti hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang melepaskan tangannya (baiat) dari suatu keaatan maka ia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa adanya hujjah (alasan) baginya. Dan barangsiapa mati sementara tanpa ada baiat di lehernya maka ia mati seperti kematian jahiliyah.” (HR. Muslim)

Dan para pemimpin atau amir suatu jamaah minal muslimin tidaklah termasuk didalam hadits ini. DR. Husamuddin Unafah, Ustadz bidang studi fiqih dan ushul di Universitas al Quds, Palestina mengatakan bahwa yang dimaksud dengan baiat didalam hadits diatas adalah baiat imam kaum muslimin atau khalifah kaum muslimin yang dibaiat oleh ahlul halli wal ‘aqdi dari umat islam.

Hadits ini tidak bisa diterapkan kepada para pemimpin di zaman ini atau pembesar partai (jamaah) karena setiap dari mereka bukanlah imam (pemimpin) dari seluruh kaum muslimin.

Al Mawardi mengatakan bahwa apabila ahlul halli wal ‘aqdi didalam pemilihan melihat ahlul imamah memenuhi persyaratan maka hendaklah ahlul halli wal ‘aqdi mengedepankan untuk dibaiat orang yang lebih utama dan lebih sempurna persyaratannya diantara mereka dan hendaklah manusia segera menaatinya dan tidak berhenti untuk membaiatnya.

Untuk itu ahlul halli wal ‘aqdi dari kaum muslimin adalah orang-orang yang berwenang memilih imam kaum muslimin dan khalifah mereka dan pendapat orang-orang awam tidaklah dianggap terhadap kesahan baiat. Ar Romli dari ulama Syafi’i mengatakan bahwa baiat yang dilakukan oleh selain ahlul halli wal ‘aqdi dari kalangan awam tidaklah dianggap.

Imam kaum muslimin yang diharuskan berbaiat kepadanya memiliki berbagai persyaratan yang telah disebutkan ahlul ilmi. Dan persyaratan itu tidaklah bisa diterapkan kepada pemimpin partai, jama’ah-jama’ah yang ada sekarang ini.

Imam Nawawi meletakkan hadits Ibnu Umar diatas pada bab “Kewajiban Bersama Jamaah Kaum Muslimin..”. Maksud dari hadits itu adalah bahwa barangsiapa yang mati tanpa ada baiat dilehernya maka matinya seperti kematian jahiliyah yaitu ketika terdapat imam syar’i saja. Inilah pemahaman yang benar dari hadits itu bahwa jika terdapat imam syar’i yang memenuhi berbagai persyaratan kelayakan untuk dibaiat dan tidak terdapat padanya hal-hal yang menghalanginya maka wajib bagi setiap muslim untuk bersegera memberikan baiatnya apabila ahlul halli wal ‘aqdi memintanya atau meminta darinya dan tidak boleh bagi seorang pun yang bermalam sementara dirinya tidak memiliki imam.

Adapun apabila tidak terdapat berbagai persyaratan baiat pada seorang hakim maka tidaklah ada kewajiban baginya dibaiat akan tetapi hendaklah dia berusaha untuk mengadakan seorang imam syar’i sesuai dengan kemampuannya dan Allah tidaklah membebankan seseorang kecuali dengan kemampuannya.

Dengan demikian diperbolehkan bagi seseorang untuk melepaskan baiatnya dari imam atau pemimpin jama’ah minal muslimin atau keluar darinya setelah meyakini bahwa telah terjadi penyimpangan yang cukup significan dalam tubuh jama’ah tersebut baik penyimpangan dalam diri qiyadah, para pemimpin, garis perjuangannya atau prinsip-prinsip pergerakannya yang dapat memberikan pengaruh negatif kepada umat, sebagaiamana hadits Rasulullah saw,”Tidak ada ketaatan dalam suatu kemaksiatan akan tetapi ketaatan kepada hal yang ma’ruf.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Pada dasarnya baiat yang diberikan kepada pemimpin jamaah itu adalah baiat untuk beramal islam. Artinya baiat atau janji setia diantara orang yang berbaiat dengan orang yang dibaiat dalam hal ini adalah pemimpin sebagai representasi dari jama’ah itu bisa diteruskan selama mereka komitmen dengan amal-amal islam, seperti tidak melanggar rambu-rambu akidah, berpegang teguh dengan syariah, tidak mengerjakan yang diharamkan Allah dan lainnya.

Namun hendaklah pelepasan baiat atau keluar darinya dilakukan setelah berbagai upaya megingatkan atau memberikan nasehat baik secara langsung atau pun tidak langsung baik yang telah dilakukan olehnya maupun orang-orang selainnya yang menginginkan perbaikan didalam tubuh jama’ah tidaklah diterima atau digubris sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan itu terus berulang dan berulang karena agama ini tegak diatas landasan nasehat sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Ruqayyah bin Aus ad Dary ra menerangkan bahwa Nabi saw bersabda,”Agama itu nasehat.” Kami bertanya,”Bagi siapa?” Beliau saw menjawab,”Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin muslim dan bagi kaum muslimin pada umumnya.” (HR. Muslim)

Ketika dia memutuskan untuk melepaskan baiatnya maka hendaklah setelah itu dia mencari jama’ah minal muslimin lainnya yang diyakininya lebih baik darinya untuk bisa beramal islam secara berjama’ah meskipun hal ini bukan menjadi suatu kewajiban baginya pada masa-masa ketidakberadaan jama’atul muslimin akan tetapi hal itu merupakan bagian dari keutamaan. Dan jika dirinya tidak melihat ada jama’ah minal muslimin lainnya yang lebih baik darinya maka diperbolehkan baginya untuk berdiam diri sejenak atau tidak bergabung dengan jama’ah manapun sampai dia menemukan jama’ah lainnya yang lebih baik darinya atau kembali kepada jama’ah yang ditinggalkannya itu ketika diyakini bahwa jama’ah tersebut telah kembali ke jalannya seperti sediakala.

Sumber: (disarikan dari) http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/arti-berbaiat.htm

Peringatan:

Yang perlu diperhatikan bahwa jangan pernah terjadi konflik atau perdebatan antara jama'ah minal muslimin karena sesungguhnya sesama muslim adalah bersaudara !

Tidak ada permusuhan sesama muslim, jikalau terjadi konflik, semata karena mis komunikasi atau mis informasi.

Sesungguhnya kaum yang membangkitkan permusuhan atau kaum yang memusuhi kita, orang beriman, sudah dinyatakan dalam Al-Qur’an.
Firman Allah, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82)

Sebaiknya yang perlu diingat selalu adalah,
“Marilah kita intropeksi diri sendiri maupun jamaah/kelompok/organisasi adakah tersusupi kaum itu atau adakah tersusupi pemikiran/pendapat dari kaum itu”.

Wallahu a'lam

Rabu, 27 Januari 2010

Salaf dan Salafi

Tentu kita sudah dapat memahami apa yang dimaksud salaf dan salaf(i).
Salaf menurut para ulama adalah sahabat, tabi’in (orang-orang yang mengikuti sahabat) dan tabi’ut tabi’in (orang-orang yang mengikuti tabi’in). Tiga generasi awal inilah yang disebut dengan salafush sholih (orang-orang terdahulu yang sholih). Merekalah tiga generasi utama dan terbaik dari umat ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, Bukhari dan Tirmidzi).

Salaf(i) sesungguhnya adalah pengikut salaf, umat muslim yang menyandarkan pada salaf.
Seharusnya pengikut salaf adalah berlaku umum dan wajib bagi setiap muslim.

Namun kini "dipersempit" seolah-olah untuk suatu kelompok atau penamaan suatu kelompok.

Kita harus waspada dengan upaya-upaya penyempitan arti, tentu itu datang dari kaum yang kerap memusuhi umat Islam. Kaum tersebut telah Allah uraikan dalam firmanNya,
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82).

Kaum itulah yag kerap melabeli sebagian umat Islam dengan predikat "teroris" bahkan menambahkan dengan isme sehingga menjadi terorisme. Seolah-olah sekelompok orang berpahaman teroris. Nauzubillah min zalik.

Jadi kita harus yakin bahwa sesama muslim adalah bersaudara dan dalam satu kesatuan aqidah. Jikalau terjadi perselisihan sesungguhnya hanyalah miskomunikasi atau misinformasi.

Solusi mengenai perselisihan umat Islam saat ini telah Allah sampaikan bahwa,
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rosul dan taatilah ulil amri  diantara kalian, apabila kalian berselisih pendapat tentang segala sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur'an) dan Ar Rosul (As Sunnah) (Al Qur'an Surat An Nisa ayat 59)

Sedangkan sebagian besar umat Islam yang menyandarkan pada metode(manhaj) imam Mahzab sesungguhnya tentu para imam Mahzab tsb dalam penilitian, pemikiran, memberikan pedoman berpegang kepada Allah (Al Qur'an) dan Ar Rosul (As Sunnah).

Imam yang empat (Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali). Mereka berilmu tetapi tetap tawadhu.

-Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa hadits2 yang diketahuinya hanya sebagian kecil, banyak ulama2 lain yang menghapal hadits yang mungkin beliau tidak tahu.
-Imam Maliki mengatakan bahwa dirinya hanya manusia biasa yang bisa berbuat salah, apabila ada perkataan beliau yang menyelisihi sunnah maka hendaklah ditinggalkan.
-Imam Syafii mengatakan apabila ada perkataannya (fatwanya) yang menyelisihi hadits shahih, maka ikutuilah hadits shahih dengan meninggalkan perkataannya.
-Begitupula Imam Ahmad mengatakan, janganlah kalian mengikuti Hanafi, Maliki, Syafii, tetapi ikutilah darimana mereka mengambil (Al-Quran dan Sunnah)

Bagi mereka yang "meneruskan" menyandarkan pada metode/manhaj  imam mahzab juga silahkan.

Bagi mereka yang mempunyai "kesempatan" untuk mempelajari atau menyandarkan pada salaf silahkan namun perlu diingat bahwa "kesempatan" itu adalah semata-mata karunia Allah dan juga sebaiknya tidak menjadikan sombong terhadap umat islam lainnya.

Firman Allah, "(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira1 terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri" (Al Hadid(57):23).

"Kesempatan" untuk  mempelajari langsung tanpa menggunakan metode/manhaj 4 mahzab adalah cukup berat dan memerlukan ketekunan tapi tentu tidak ada yang mustahil.

Juga perlu diingat untuk tidak mengkafirkan muslim lain berdasarkan hawa nafsu dan pemikiran semata. Dalam masalah vonis kafir, pertama kita harus mengetahui, takfir (memvonis kafir) merupakan hukum syar’i. Artinya, harus merujuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana halnya hukum-hukum syar’i yang lain.

Takfir merupakan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan  ungkapan, “Barangsiapa tidak mengkafirkan orang kafir, maka ia kafir”, maka kaidah ini harus diperjelas maksudnya.

Jika maksudnya tidak meyakini kekafiran orang-orang yang telah dinyatakan kafir oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Fir’aun, Abu Lahab dan sejenisnya, maka ia kafir. Atau juga mengatakan Yahudi, Nasrani, Majusi atau sejenisnya bukan kafir, bahkan meyakini mereka termasuk sebagai kaum muslimin, maka kaidah tersebut dianggap benar. Karena konsekwensinya, orang itu tidak berlepas diri dari orang-orang kafir tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka” [Al-Maidah : 51]
Wallahu a'alam

Selasa, 26 Januari 2010

Kekeliruan Pluralisme

Saat ini sering diperbincangkan tentang Pluralisme dan Tokoh Pluralisme.

Konsep pluralisme yang umat muslim pahami adalah keliru !
Baik dengan arti semua agama benar atau semua agama sama, karena Allah “memberitahukan” kepada manusia melalui nabi dan rasul secara bergantian tidak bersamaan !

Nabi yang kemudian bertugas sekaligus “memperbaiki” ajaran nabi sebelumnya yang kitabnya “dirusak”, “diubah”,”dilempar” oleh manusia.

Sampai Allah telah menetapkan yang “terakhir” dan akan menjaganya sampai akhir zaman.

Jadi urgensi diutusnya Nabi Muhammad dengan Islam adalah karena umat manusia sebelumnya telah merusak atau mengubah atau melempar ajaran/kitab dari nabi sebelum Nabi Muhammad.

Apakah manusia tidak menyadarinya ?

Klo sekedar toleransi, kita tidak perlu menerima paham pluralisme cukup dengan berpegangan pada kode etik dengan non muslim.

Kehidupan kita di dunia ini, diserang oleh isme-isme yang keliru seperti Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme (SPILIS).

Isme-isme itu sesungguhnya disebarluaskan oleh suatu kaum yang telah disebut oleh Allah dalam firmanNya,

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82)

Kaum itu mempunyai maksud lain dari penyebaran paham Pluralisme , bagi mereka sesungguhnya,

Pluralisme,  paham yang membuat manusia “floating” / “ragu” akan Allah / Agama.

Kaum itulah yang sesungguhnya , secara halus, mengarahkan olah pikir kita, pemahaman, filsafat, paradigma yang mengakibatkan kita konflik, berbeda pendapat bahkan peperangan.

Untuk itulah kita harus waspada dengan cara memahami mereka.

Selengkapnya baca tulisan sebelumnya

******************

Pustaka buku:

1. Zionisme - Gerakan Menaklukan dunia, Alm Z A Maulani (mantan kabakin era Habibi)
2. Ancaman Global freemasonry, Harun Yahya
3. Dajjal dan simbol setan , Toto Tasmara
4. Freemansory di asia tenggara , Abdullah Pattani
5. Mimpi Buruk Kemanusiaan: Sisi-sisi Gelap Zionisme / Ralph Schoenman
6. Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila : Menguak tabir pemikiran politik founding father, Drs Muhammad Thalib & Irfan S. Awwas
7. Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Maryam Jameelah

Senin, 18 Januari 2010

Sekularisme Pluralisme dan Liberalisme

Tanpa kita sadari Sekularisme, Pluralisme maupun Liberalisme adalah paham yang diserbarluaskan oleh kaum Illuminati.

Kita harus menyadari kekeliruan selama ini dengan memahami apa sebenarnya arti Sekularisme, Pluralisme maupun Liberalisme bagi illuminati,

Liberalisme, paham yang “membebaskan” manusia terhadap aturan Allah / Agama
Pluralisme, paham yang membuat manusia “floating” / “ragu” akan Allah / agama.
sedangkan
Sekularisme
, paham yang menghindarkan manusia dalam kehidupannya me”referensi” kepada Allah / Agama

selengkapnya baca di blog saya, http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/01/18/sekularisme-pluralisme-dan-liberalisme/

Saat ini sering diperbincangkan tentang Pluralisme dan Tokoh Pluralisme.

Konsep pluralisme yang umat muslim pahami adalah keliru !
Baik dengan arti semua agama benar atau semua agama sama, karena Allah “memberitahukan” kepada manusia melalui nabi dan rasul secara bergantian tidak bersamaan !

Nabi yang kemudian “memperbaiki” ajaran nabi sebelumnya yang “dirusak”, “diubah”,”dilempar” oleh manusia.

Sampai Allah telah menetapkan untuk yang “terakhir” dan akan menjaganya sampai akhir zaman.

Wallahu a’lam

Minggu, 17 Januari 2010

Sekularisme Pluralisme dan Liberalisme

Tanpa kita sadari Sekularisme, Pluralisme maupun Liberalisme adalah paham yang diserbarluaskan oleh kaum Illuminati.

Kita harus menyadari kekeliruan selama ini dengan memahami apa sebenarnya arti  Sekularisme, Pluralisme maupun Liberalisme bagi illuminati,

Liberalisme, paham yang "membebaskan" manusia terhadap aturan Allah / Agama


Pluralisme, paham yang membuat manusia "floating" / "ragu" akan Allah / Agama.

sedangkan

Sekularisme, paham yang menghindarkan manusia dalam kehidupannya me"referensi" kepada Allah / Agama

Illuminati adalah bagian dari kaum Yahudi dan orang-orang musyrik (menyekutukan Allah).

Illuminati memahami paganisme, mereka para penyembah syetan (lucifer) yang mereka kembangkan sampai saat ini dari peninggalan mesir kuno.

Illuminati berupaya agar manusia tidak mereferensikan segala sesuatu dalam kehidupan di dunia kepada Allah dengan paham humanisme, materilisme dll. Salah satu paham yang mereka usung adalah terori evolusi charles darwin yang pada akhirnya dipatahkan oleh teori-teori lain di masa kini.

Illuminasi berupaya mengenyahkan agama dalam kehidupan manusia. Dalam zaman kehidupannya mereka mengenyahkan Taurat yang dibawa Nabi Musa dan menggantikan dengan / merubah menjadi talmud yang diambil dari "peninggalan" mesir kuno.

Mereka adalah Paulus (Yahudi dari Tarsus) yang mengubah esensi dasar agama Nasrani dari yang hanya sebagai agama kaum Nabi Isa menjadi agama misi ke seluruh dunia. Mereka adalah Abdullah bin Saba’ (Yahudi dari Yaman) yang memecah umat Islam. Mereka adalah Mustafa Kemal Attaturk (Yahudi dari Dumamah) yang menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani. Mereka adalah Terrence E. Lawrence (Yahudi dari Inggris) yang harum namanya di Saudi dan disebut sebagai Lawrence of Arabia. Mereka adalah Snouck Hurgronje (Yahudi Belanda) yang pura-pura masuk Islam dan menggunakan ‘keIslamannya’ sebagai senjata untuk menghancurkan umat Islam Indonesia.

Illuminati bergabung dengan freemason.

Mereka juga membuat/mengarahkan agama baru seperti Bahaiyah  yang  didirikan  seseorang Freemason  Abdulbaha
Ahmadiyah  didirikan  oleh  seorang Freemasonry  India  Mirza  Ghulam  Ahmad,  yang  radikal  disebut aliran  Qadyani,  dan  yang  halus  disebut  aliran  Lahore.  Biaya dakwah dan  tablighnya  itu dari Freemasonry  International melalui penguasa  Inggris.
Freemasonry  pun  mensponsori  terbentuknya tharekat-tharekat Islam yang berfatwa dan bergerak sejalan dengan ajaran  Freemasonry  itu,  di  bentuknya  pada  tahun  1946  gerakan Quraniyah  dipimpin   oleh  Syekh  Yakub dari  Palestina,  segala sesuatu harus berdasar Qur’an  tanpa  tafsir dan semua hadits Nabi saw  ditolaknya,  sehingga  mereka  shalat  dan  saum  hanya berdasarkan  Qur’an,  tidak  ada  raka’at  dalam  shalat,  tidak  ada bacaan  tertentu  dalam  shalat,  tidak  ada  adzan,  qamat  dsb.

Allah telah mengingatkan dengan firmanNya,

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik (Al Maaidah: 82)

Ingat, kaum itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik

Marilah kita intropeksi diri sendiri maupun jamaah/kelompok/organisai adakah tersusupi kaum itu atau adakah tersusupi pemikiran/pendapat dari kaum itu

Dalam al-Qur'an dikabarkan pula tentang samiri.

"kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara , maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa". (20:88)

Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" (20:95)

Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku". (20:96).

Sampai saat ini belum saya ketahui hubungan dengan Amerika yang dipanggil dengan Uncle Sam.

Di Amerika, jika memerlukan "bantuan" manusia maka menghubungi 9 11, yang dikabari sebagai perwakilan dua lambang Illuminati 9 dan 11.  Dimana 9 yang menunjukan lambang  mata dewa horus sedangkan angka 11 yang menyerupai gerbang, artinya kekuataan dan kecerdasan menuju gerbang keabadian.

Illuminati  diberi cobaan oleh Allah berupa kemampuan akal (kecerdasan) yang dengan akal ini mereka menjadi sombong.  Dengan akal ini mereka mendapatkan kekuatan / kekuasaan. Dari pencapaian kekuasaan saat ini mereka merencanakan New World Order (NWO) atau Novus Ordo Seclorum.

Bagi sebagaian pendapat orang, sesungguhnya tragedi WTC 11/9 adalah merupakan fitnah yang dipengaruhi oleh kaum Illuminati. Berdasarkan fitnah inilah mereka dapat melakukan "pembunuhan" di Afghanistan, Irak dll

Fitnah, peperangan, konflik adalah bagian dari 40 teknik Illuminati dalam mencapai tujuannya

Wallahu a'lam

Sehubungan dengan Illuminati, baca juga tulisan sebelumnya, dibalik-krisis

Silahkan baca pula tulisan pada blog tetangga tentang Sejarah Mesir, Bani Israil, Yahudi dan Freemason

Kekeliruan Pluralisme

Saat ini sering diperbincangkan tentang Pluralisme dan Tokoh Pluralisme.

Konsep pluralisme yang umat muslim pahami adalah keliru !
Baik dengan arti semua agama benar atau semua agama sama, karena Allah “memberitahukan” kepada manusia melalui nabi dan rasul secara bergantian tidak bersamaan !

Nabi yang kemudian bertugas sekaligus “memperbaiki” ajaran nabi sebelumnya yang kitabnya “dirusak”, “diubah”,”dilempar” oleh manusia.

Sampai Allah telah menetapkan yang “terakhir” dan akan menjaganya sampai akhir zaman.

Jadi urgensi diutusnya Nabi Muhammad dengan Islam adalah karena umat manusia sebelumnya telah merusak atau mengubah atau melempar ajaran/kitab dari nabi sebelum Nabi Muhammad.

Apakah manusia tidak menyadarinya ?

Klo sekedar toleransi, kita tidak perlu menerima paham pluralisme cukup dengan berpegangan pada kode etik dengan non muslim.

Kehidupan kita di dunia ini, diserang oleh isme-isme yang keliru seperti Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme (SPILIS).

Isme-isme itu sesungguhnya disebarluaskan oleh suatu kaum yang telah disebut oleh Allah dalam firmanNya,

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (Al Maaidah: 82)

Kaum itu mempunyai maksud lain dari penyebaran paham Pluralisme , bagi mereka sesungguhnya,

Pluralisme,  paham yang membuat manusia “floating” / “ragu” akan Allah / Agama.

Kaum itulah yang sesungguhnya , secara halus, mengarahkan olah pikir kita, pemahaman, filsafat, paradigma yang mengakibatkan kita konflik, berbeda pendapat bahkan peperangan.

Untuk itulah kita harus waspada dengan cara memahami mereka.

*******

Pustaka buku:

1. Zionisme - Gerakan Menaklukan dunia, Alm Z A Maulani (mantan kabakin era Habibi)
2. Ancaman Global freemasonry, Harun Yahya
3. Dajjal dan simbol setan , Toto Tasmara
4. Freemansory di asia tenggara , Abdullah Pattani
5. Mimpi Buruk Kemanusiaan: Sisi-sisi Gelap Zionisme / Ralph Schoenman
6. Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila : Menguak tabir pemikiran politik founding father, Drs Muhammad Thalib & Irfan S. Awwas
7. Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Maryam Jameelah

Rabu, 13 Januari 2010

Dibalik krisis

The Inner Circle, the Elitists, the Powers – atau apapun mereka namanya– merencanakan dan mengorganisir dengan rahasia untuk mencapai tujuan mereka, yaitu pemerintahan global, atau Tata Dunia Baru (The New World Order -NWO), atau sebuah pemerintahan dunia.

Untuk melakukan hal ini, mereka harus mendorong setiap negera untuk tunduk bertekuk lutut kepada mereka, sehingga warga negaranya tidak mampu melakukan perlawanan.

Mereka menggunakan berbagai cara dan teknik dalam membangun Tata Dunia Baru, namun di balik masing-masing metoda ini, yang merupakan dasar yang dipraktekkan adalah: dengan cara menanamkan rasa ketakutan dalam masyarakat, sehingga kita akan bersandar kepada pemerintah untuk keselamatan dan meminta perlindungan.

Berikut adalah sebagian dari cara utama yang dilakukan Illuminati untuk mencapai tujuannya, tetapi jangan keliru, a rose for a rose, dengan menganggap semuanya berasal dari mereka.

Diversity atau Keanekaragaman:

Keanekaragaman mengacu pada paksaan terhadap kita untuk menunjukkan toleransi, pengertian dan penyetujuan untuk nilai-nilai yang kita tidak percayai. "Kebenaran politik" merupakan daya dorong untuk hal ini. Sensor dan membenci kejahatan adalah juga bermakna memaksa terhadap perubahan yang tidak kita inginkan



Kerusuhan Rasial:

Ini adalah sebuah metoda dimana mereka sudah terbiasa dengan menciptakan konflik antar ras dan antar bangsa, seperti motto mereka "Divide and conquer"



Meniadakan Tuhan:

Para Elite bekerja keras melarang kita untuk membuat setiap referensi yang dihubungkan kepada Tuhan.



Media Mergers atau Penggabungan Media:

Illuminati memiliki semua media utama, barang cetakan, televisi, radio, musik, dan teater. Mereka menciptakan konglomerat-konglomerat dan monopoli. Dengan melakukan hal ini memberi mereka kendali terhadap segala hal yang kita lihat, baca dan dengar.



Wabah Penyakit:

Bakteri dan virus dapat disebarkan baik selama peperangan atau masa damai untuk menciptakan kekacauan dan permintaan perlindungan yang akan membantu the Powers mencapai misi globalisasinya; perang kuman - bio-warfare dapat digunakan dalam menyerang musuh. Di samping menggunakan bakteri dalam perangan kuman, mereka juga menguji-cobakannya kepada manusia, sebagian orang tanpa menyadarinya. Pengenalan virus HIV, penyakit-penyakit yang meningkatkan kematian pada anak-anak, perang biokimia, aerta meningkatnya pertumbuhan bakteri dan berbagai penyakit merupakan contoh dari manipulasi mereka. Mereka dapat menaruh bakteri-nakteri ke dalam air minum; mereka sudah memperkenalkan telepon genggam yang sudah diketahui bahaya-bahayanya sebagai penyebab kanker; dan mereka sudah menggunakan gelombang mikro serta teknologi lainnya yang digunakan terhadap kita, seperti dilakukan dalam berbagai bentuk percobaan.

Decision Makers atau Para Pembuat Keputusan

Kekuasaan Illuminati menentukan siapa yang akan menjadi presiden atau perdana menteri berikutnya, siapa yang akan menerima dana bantuan, dana pemerintah dan yang lainnya, dimana hal ini mempengaruhi kita, baik secara personal maupun nasional.



Menciptakan atau Membuat Krisis:

Apakah diciptakan atau aktual, krisis "nampaknya nyata" bagi kita. Palsu atau sengaja, krisis berfungsi untuk menakutkan kita dan membiarkan para Illuminist mencapai tujuan mereka.

Sumber: http://www.akhirzaman.info/secret-societies/illuminati/bavarian-iluminati/64-metoda-illuminati-divide-and-conquer-

Berdasarkan masa lampau, ada sebuah analisa bahwa kejatuhan Suharto (semula "a good boy" Amerika) karena adanya kemungkinan jika kekuasaan Suharto "diperpanjang" maka akan terjadi kebangkitan Islam di Indonesia. Untuk itu Rakyat Indonesia harus "diusik" dengan sesuatu.

Amerika mulai "terusik" oleh kelakuan Suharto, diawali pada tahun 1992, gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB - Presiden Soeharto mendapat dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel mundur dari kawasan yang diduduki. Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh, Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh Indonesia.

Para Futurolog memprediksikan pada abad ke-21 Islam akan bangkit mendunia yang diawali dari timur (Indonesia/Malaysia). Karena Soeharto (selaku kepala negara mayoritas muslim terbesar di dunia) merangkul Islam atau "menggunakan" Islam , maka sesegera mungkin sebelum memasuki abad ke-21 rezim Orba harus diturunkan. Langkah pertama yang diambil adalah menciptakan krisis moneter, lalu krisis ekonomi, lalu merembet pada krisis kepercayaan, lalu menggelombang menjadi krisis politik nasional yang mendesak untuk dilakukannya penjatuhan rezim dan reformasi total. Fakta krisis ini disetting dalam konteks kawasan, bukan semata Indonesia, sehingga tampak gelombang krisis ini bukan karena skenario tapi gelombang internasional yang bersifat natural.

Ada pihak yang berpendapat lebih spesifik dari sekedar "Soeharto jatuh karena krisis ekonomi". Mereka berpendapat "Soeharto jatuh karena IMF?" Pendapat ini antara lain dikemukakan Prof. Steve Hanke, penasehat ekonomi Soeharto dan ahli masalah Dewan Mata Uang atau Currency Board System (CBS) dari Amerika Serikat.

Menurut ahli ekonomi dari John Hopkins University itu, Amerika Serikat dan IMF-lah yang menciptakan krisis untuk mendorong kejatuhan Soeharto. Ini dibuktikan dari pengakuan Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessus sendiri.

Dalam wawancara "perpisahan" sebelum pensiun dengan The New York Times, Camdessus yang bekas tentara Prancis ini mengakui IMF berada di balik krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

"Kami menciptakan kondisi krisis yang memaksa Presiden Soeharto turun," ujarnya. Pengakuan ini tentu saja menyambar kesadaran banyak orang. Tak dinyana, krisis di Indonesia ternyata bukan semata kegagalan kebijakan ekonomi Soeharto, tapi juga berkat "bantuan" IMF.
http://www.antara.co.id/print/1210836368

Sedangkan kasus Century dan hubungannya dengan krisis keuangan likuiditas.

Menurut pengamatan saya, telah terjadi “keanehan” suasana makro ekonomi Indonesia, utamanya setelah “dipaksakan” menaikkan suku bunga berdasarkan “anjuran” dari “link”  dari benua lain oleh para pengambil kebijakan makro ekonomi di negeri kita. Sementara negara lain menurunkan tingkat suku  bunga..

Likuiditas global mengering, dana asing yang ada di Indonesia ditarik secara besar-besaran. Akibatnya, IHSG terpuruk, SUN dijual murah, rupiah terdepresiasi secara tajam, dan cadangan devisa terkuras. Ditambah lagi, BI melakukan blunder dengan menaikkan suku bunga pada bulan Oktober 2008 sehingga kesulitan likuiditas semakin menjadi-jadi. Hal tersebut mengakibatkan terciptalah kegentingan situasi makro.

Apa pun harus dilakukan untuk menyelamatkan Bank Century. Padahal, kontribusi Century dalam industri perbankan kurang dari satu persen, baik dalam hal aset, kredit, maupun pengumpulan dana. Terlebih lagi, bank tersebut terjerembab bukan karena terimbas krisis global, tetapi karena dijarah habis oleh para pengelolanya.

Selanjutnya adalah apa yang kita saksikan sekarang. Semoga terkuak kebenaran dibalik kasus Century.

Pendapat saya (semoga keliru), kasus Century adalah dalam rangka “mendudukan” kembali SBY  sebagai Presiden RI periode 2009-2014 sesuai keinginan Illuminati.

SBY kemungkinan "dipilih" karena "loyalitas" beliau sebagaimana pendapat beliau,

“I love the United State, with all its faults. I consider it my second country” ?

Setelah SBY berhasil menjadi presiden kembali,  salah satunya dapat kita lihat bagaimana Beliau mendudukan menkes kesehatan Endang  dan menurut pendapat saya (semoga keliru) ada hubungannya dengan tujuan Illuminati melalui wabah penyakit.



Baru sebulan yang lalu Siti Fadillah merilis surat penghentian hubungan kerjasama kesehatan dengan Amerika Serikat lewat NAMRU-2, sehari setelah dilantik Endang justru menyatakan bahwa dirinya ingin meneruskan kerjasama dengan Amerika Serikat. Kerjasama itu kini berganti nama menjadi Indonesia United Center for Medical Research (IUC). “Kerjasama Indonesia-Amerika ini luas, salah satunya laboratorium biomedis,” ujarnya tanpa rasa bersalah. Menurut Endang, kerjasama dibidang Biomedis ini salah satunya untuk pengembangan vaksin, alat diagnostik, identifikasi virus, bakteri, dan laini-lain. Jadi tampaknya dengan lembaga baru ini sebenarnya apa yang selama tiga dasawarsa dilakukan NAMRU-2 akan tetap diteruskan. Hanya namanya saja yang diganti sementara Indonesia tetap menjadi ladang plasma nutfah biomedis dan rakyatnya menjadi kelinci percobaan.

Sumber: Suara Islam, Edisi 77, 6-20 Nopember 2009, hal 5

Tujuan serta misi dari new world order sangat sederhana.

  • Menciptakan satu pemerintahan dunia.

  • Satu pemimpin dunia.

  • Satu kepercayaan dunia.

  • Menjaga dan melindungi ras unggul melalui pengendalian jumlah penduduk.

  • Warga negara dunia ketiga akan menjadi pembantu dan buruh.


Sumber: Deadly Mist, Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia, Jerry D. Gray, Sinergi Publishing, 2009 hal 14

Pada G20 Summit, PM Inggris Gordon Brown ( http://www.youtube.com/watch?v=T-f9jcX9ao4 ) kepada pers dikutip mengatakan A new world order is emerging and with it, we are entering a new era of international cooperation (Tatanan dunia baru sedang muncul dan kami sedang memasuki era kerjasama international baru).

sumber: http://www.telegraph.co.uk/finance/financetopics/g20-summit/5097195/G20-summit-Gordon-Brown-announces-new-world-order.html

Menurut mereka, berdasarkan hikmah krisis/resesi  dunia., menyatukan dunia dan dalam kesatuan tatanan serta menjalankan "tujuan" mereka.

Sungguh jelas apa yang telah  difirmankan Allah,

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik (Al Maaidah: 82)

Salam

Zon

Catatan:

Beberapa  info tentang Illuminati

http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/sby-dan-illuminati.htm

http://swaramuslim.net/galery/conspiracy/index.php?page=NWO_Strategy

http://mcb.swaramuslim.net/index.php?section=2&page=-1

e-book yang menarik lainnya

http://mcb.swaramuslim.net/index.php