Senin, 22 Maret 2010

Tips menjadi Presiden

Tips Menjadi Presiden
(Surat terbuka untuk para politisi)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah saya menulis surat terbuka untuk Presiden RI, SBY mengenai teroris sebagaimana yang saya tulis di http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/03/17/wahai-presidenku/.

Kali ini saya mencoba menyampaikan surat terbuka untuk para politisi mengenai Tips agar berpeluang menjadi Presiden atau menjabat kekuasaan lainnya di negeri ini.

Surat terbuka ini untuk memenuhi permintaan saudara-saudaraku yang berkecimpung dalam dunia perpolitikan dalam rangka "saling-mengingatkan" dan juga InsyaAllah, sebagai pembelajaran agar tidak mengalami hal yang dialami salah seorang politikus yang telah mengungkapkan kekecewaan atas beberapa kali kalah dalam pilpres.

Mungkin ada yang bertanya bagaimana saya bisa menuliskan sebuah tips, apakah pernah menjabat  Presiden atau menjabat kekuasaan lainnya di negeri ini?

Jawaban saya tentu belum pernah menjabat presiden atau menjabat kekuasaan lainnya. Namun saya menyampaikan tips ini berdasarkan pemahaman saya dari petunjuk Allah dalam Al-Qur'an dan tuntunan Rasulullah yang terurai dalam Hadits.

Kita sama-sama ketahui bahwa kini banyak dikalangan politikus cenderung bersikap pragmatis atau mengedepankan kepentingan/keinginan/ambisi. Mereka terlampau berambisi dan berkeinginan akan kedudukan/kekuasaan/tahta. Ambisi tahta lebih berbahaya daripada ambisi harta karena harta dapat dikorbankan demi tahta. Bahkan prinsip-prinsip, nilai-nilai, idealisme dapat dikorbankan/dilemahkan demi tahta. Sehingga kita dapat temukan "perubahan-perubahan", kontradiksi, paradoks, pembohongan, penggiringan opini bahkan timbul kemunafikan dikarenakan upaya untuk mendapatkan tahta atau mempertahankan tahta.

Pilihan yang terbaik adalah tetap mempertahankan idealisme partai, istiqomah pada proses/upaya/ikhtiar daripada anda fokus, mengedepankan atau terlampau memperhatikan hasil berupa kedudukan/kekuasaan/tahta. Sungguh kedudukan/kekuasan/tahta adalah merupakan sebuah hasil / ketentuan yang menjadi hak Allah sedangkan manusia memiliki hak pada proses/upaya/ikhtiar.

Bersikap pragmatis berarti kita sebagai manusia yang ikut menentukan pilihan.  Sungguh Allah tidak minta kita menjadi Presiden atau "menjabat" kekuasaan lainnya.
Ikut menentukan pilihan menyalahi ketentuan berserah diri (Islam). Lebih lanjut tentang berserah diri ada dalam tulisan http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/03/24/berserah/

Allah berfirman yang artinya,
Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan.(QS Qashash : 68).

Sedangkan yang Allah inginkan dari kita adalah, sesuai firman Allah yang artinya, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah/mengabdi kepada-Ku (Adz Dzariyat 56)
Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian menjemputmu (al Hijr 99).

Apapun pilihan Allah atas "kekuasan" yang ada pada kita saat ini, kita harus bersyukur dan melaksanakan "pilihan" Allah tersebut secara profesional dan istiqomah dalam rangka beribadah/mengabdi kepada Nya.

Apapun idealisme partai, sebagai contoh membela kepentingan rakyat kecil, mensejahterakan rakyat atau bahkan sebagai partai dakwah sekalipun, lakukan dengan apapun "kekuasaan" yang ada pada kita saat ini tanpa menunggu/mengharapkan menjadi presiden atau menjabat kekuasaan yang lain itu terwujud.

Tujuan setan adalah agar manusia tidak rida atas keadaan yang Allah tetapkan untuknya. Ia berusaha mengeluarkan mereka dari pilihan Allah menuju pilihan mereka sendiri. Ibnu Athoillah menulis pada sebuah buku, Ketahuilah, ketika Allah memasukkanmu ke dalam suatu keadaan, Dia pasti akan selalu membantumu. Namun, jika kau masuk ke dalamnya dengan kemauan sendiri, Dia akan membiarkanmu.

Allah berfirman, “Katakan, “Wahai Tuhan, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar dan keluarkanlah aku dengan cara keluar yang benar, serta berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong (QS Al-Isra : 80)

Juga sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan kepada Abdurrahman bin Samurah radhiyallahu ‘anhu yang artinya
Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberinya karena engkau mencarinya engkau akan dibiarkan mengurusi sendiri (tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala bantu). Tetapi jika engkau diberinya tanpa mencarinya maka engkau akan dibantu (Allah Subhanahu wa Ta’ala) dalam mengurusinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam Shahih Al-Bukhari juga, dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada dua orang mengatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, jadikan kami sebagai pemimpin.” Maka beliau menjawab yang artinya
Sesungguhnya kami tidak akan memberikan kepemimpinan kami ini kepada seseorang yang memintanya atau berambisi terhadapnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jadi serahkan ketetapan pilihan (Presiden atau kekuasaan lainnya) kepada Allah sedangkan kepada kita, Allah meminta kita untuk mengabdi/beribadah kepada Nya dalam bentuk istiqomah pada idealisme partai, tingkatkan kompetensi dan profesionalitas pada yang kita miliki, lakukan apapun pada saat kini juga tanpa menunggu datangnya kedudukan/kekuasan/tahta.

Bagaimana proses/ikhtiar/upaya agar peluang menjadi Presiden dan Kekuasaan lainnya atau "pemimpin"  manusia lainnya menjadi besar ?

Jadilah muslim yang terbaik yang paling mulia disisi Allah
.
Muslim yang terbaiklah yang berhak menjadi pemimpin,

Allah telah berfirman dengan artinya,
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang - orang yang fasik" (Ali Imron : 110)

Untuk menjadi muslim yang terbaik adalah yang dapat mencapai tingkatan Ihsan.

Seorang yang sampai pada tingkatan Ihsan yakni, seolah-olah melihat Allah atau paling tidak seorang yang yakin bahwa segala perbuatannya dilihat Allah maka tentu tidak akan melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah dan akan  menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah. Inilah sesungguhnya
bentuk ketaqwaan kepada Allah yang menentukan tingkat/ukuran kemuliaan seorang muslim dihadapan Allah.
Sesuai firman Allah, “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa” (QS. Al-Hujurat: 13)

Sedikit tulisan lebih lanjut menjadi muslim terbaik, ada di
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/01/28/2010/01/28/menjadi-muslim-terbaik/

Sebagaimana ibarat menjadi menteri di republik ini maka lazimnya harus "dekat" dengan kekuasaan atau presiden. Tentu lebih besar peluang muslim yang "dekat" dengan Allah yang Maha Kuasa.
Sebagaimana kita sedang dalam sebuah urusan/kepentingan atau menjalankan perintah pada umumnya kita menyebut nama orang yang paling berkuasa agar urusan/kepentingan terlaksana dengan baik. Tentu lebih baik muslim menyebut dengan nama Allah jika mempunyai urusan/kepentingan,  agar Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang akan membantu kita.
Untuk itulah setiap pekerjaan/perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh seorang muslim diperintahkan diawali dengan sebuah doa, minimal dengan firman Allah yang artinya "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang" (Al-Fatihah:1).
Sebagai muslim kita harus dapat "merasakan" dan "memanfaatkan" kedekatan dengan Allah yang Maha Kuasa. Ibaratnya "sedekat urat leher kita" namun kita tidak menyadarinya.

Yakinlah bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah akan menjadi mulia di sisi Manusia dan InsyaAllah menjadi Pemimpin entah Presiden atau menjabat kekuasaan lainnya.

Sedangkan jika ada yang tetap berkeinginan menjadi presiden atau menjabat kekuasaan lainnya (menghendaki keuntungan di dunia) tanpa mencapai tingkat mulia di sisi Allah maka sesuai firman Allah yang artinya,
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat" (Asy Syura:20).

Ya Allah berikanlah kekuatan kepada para pemimpin agar dapat mentaatiMu dan Rasulullah serta mentaati para alim ulama yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits.

Wassalam

Zon di Jonggol
http://mutiarazuhud.wordpress.com

2 komentar:

  1. Jadi, bagaimana tips nya supaya bisa jadi presiden ya?
    Pengen juga nih jadi presiden, enak kali ya.. :)

    BalasHapus
  2. Itu yang saya bold, agar peluang menjadi presiden semakin besar maka jadilah muslim yang terbaik yang paling mulia disisi Allah.

    BalasHapus