Selasa, 28 Juli 2009

Wakil Presiden Terpilih

Pada 4 Juni 2009 lalu, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta menggelar kuliah umum bertema "Reading for Gender: Al-Ghazali and the Nature of the Person in Islamic Ethic" yang disajikan oleh Prof. Dr. Amina Wadud. Wadud adalah tokoh feminis liberal radikal dan paling kontroversial sepanjang 14 abad menyusul ulahnya mengimami shalat Jumat di sebuah Gereja Katedral di Sundram Tagore Gallery 137 Greene Street, New York pada tahun 2005 lalu. Selanjutnya pada 17/10/08, Wadud kembali menjadi imam dan khatib Jumat di Oxford Centre, Oxford dengan makmum laki-laki dan perempuan bercampur-baur. Shalat Jumat ini adalah aksi pembukaan sebelum memulai Konferensi Islam dan Feminisme yang digelar di Wolfson College, Oxford

http://insistnet.com/index.php?option=com_content&task=view&id=147&Itemid=45

Kaum SPILIS (sekuler, plural dan liberalisme agama) mulai kembali menyebarkan pemahaman mereka, kali ini mereka mengadakan seminar dengan pembicara Amina Wadud, Kuliah Umum "Jender, Seni dan Tasauf"
http://www.salihara.org/main.php?type=detail&module=news&menu=child&parent_id=5&id=34&item_id=785

Dr. Amina Wadud menyampaikan kuliah umumnya dalam bahasa Inggris, dengan terjemahan langsung dalam Bahasa Indonesia. Acara ini  diselenggarakan pada hari Minggu 26 Juli 2009 pukul 19:00 WIB di Teater Salihara. CP:  Guntur di 0815-1319-1313 atau kunjungi www.salihara.org. Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520. Tel: 021-789-1202.

Komunitas Salihara merupakan sayap kesenian Komunitas Utan Kayu, kini sudah berumur sekitar sepuluh tahun, bertekad meneruskan dan mengembangkan apa yang selama ini telah dicapai. Demi menampung perluasan aktivitas itu, para pendiri dan pengelolanya lantas mengambil prakarsa membangun kompleks Komunitas Salihara.

KOMUNITAS SALIHARA berdiri di atas sebidang tanah seluas sekitar 3.060 m2 di Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Terdiri atas tiga unit bangunan utama: Teater Salihara, Galeri Salihara, serta ruang perkantoran dan wisma.

Prasarana pada komunitas ini tampaknya tidak sekedar kesenian, terbukti mereka dapat menggunakan untuk kegiatan seminar, “kuliah umum” dll.

Salah satu kegiatan bidang kesenian yakni pameran seni rupa di Galeri Salihara dibuka oleh Wakil Presiden Terpilih Prof. Dr. Boediono Kamis 16 Juli 2009 pukul 17.00 WIB. Pameran ini mengambil tajuk Perang, Kata dan Rupa merupakan bagian dari Festival Salihara 2009. Pembukaan pameran ini terbuka untuk umum
http://www.salihara.org/main.php?type=detail&module=news&menu=child&parent_id=4&id=29&item_id=777

Buat saya agak menarik perhatian adalah title untuk Prof Dr. Boediono, yakni "Wakil Presiden Terpilih". Padahal perencanaan pameran jauh sebelum pengumuman resmi oleh KPU.

Tampak pergerakan kaum SPILIS akan semakin maju, terlebih setelah beberapa tokoh mereka yang merupakan bagian team sukses, akan sukses mengantarkan kembali SBY/BOEDIONO sebagai pasangan CAPRES/CAWAPRES periode 2009 – 2014.  Mudah-mudah an,  partai-partai Islam yang bergabung dalam koalisi SBY/BOEDIONO dapan berperan untuk menegakkan kebenaran walaupun pada akhirnya tampak "kepasrahan" petinggi partai untuk ketetapan "kekuasaan" kementrian berdasarkan hak prerogatif sang Presiden terpilih atau sejak dari awal sang Presiden memang membutuhkan partai-partai Islam  sekedar "stempel" atau legitimasi saja ?

Apakah langkah kaum muslim yang harus diperbuat untuk memperjuangkan apa yang telah di fatwa haram oleh MUI yakni, paham sekularisme, plurarisme dan liberalisme agama. ? Tampak Pemerintah (UMARA) mendatang kembali tidak lagi mempedulikan fatwa-fatwa yang telah dikeluarkan oleh para ULAMA (MUI).

Marilah kita tegakkan UKHUWAH ISLAMIYAH dengan melepaskan ego, golongan, partai, dll   demi  menegakkan KEBENARAN (Al  Haq).

Sabtu, 18 Juli 2009

Ada Apa SBY

Turut berduka pada korban ledakan bom di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott. Juga turut berduka sedalam-dalamnya pada rakyat Indonesia yang terkena dampak dari musibah ledakan bom tersebut. Seperti pada tulisan-tulisan saya sebelumnya http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/06/25/taatilahulama/

Marilah kita untuk selalu mengingat Allah dan juga mentaati Ulama yang mereka selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist. Sungguh Allah Maha Kuasa lagi Maha Penyayang. Bercukuplah pada Allah sebagai penolong hamba. Saya semakin banyak melihat beberapa orang berpendapat bahwa tiada karunia Allah, yang ada adalah usaha manusia yang keras dan sungguh-sungguh. Mereka bersandarkan pada akal dan kemampuan manusia semata. Nauzubillah min zalik. Benar-benar mereka telah menantang Allah yang Maha Kuasa lagi Maha Penyayang.

Berduka hal yang lain adalah pada pemimpin, SBY, koq bisa beliau dengan tergesa-gesa mentautkan musibah ledakan bom dengan kegiatan pilpres. Pendapat saya, secara psikologis ada “sesuatu” sehubungan pilpres yang disembunyikan oleh SBY, sehingga “sesuatu” itu, menurut pemikiran Beliau, sepadan dengan kejahatan ledakan bom. Lalu, beliau juga menyampaikan bahwa, ada pernyataan akan ada revolusi jika SBY menang. Atau pernyataan, bagaimanapun juga SBY tidak boleh dan tidak bisa dilantik. Hal ini menjadi kontradiktif dengan apa yang disampaikan oleh ketua DPP PD, Anas Purbaningrum, bahwa berdasarkan hasil jajak pendapat LSI terakhir , 80% rakyat Indonesia menyatakan bahwa pilpres telah dilakukan secara jujur dan adil. Apakah SBY, sang incumbent justru sadar telah berupaya mendapatkan kekuasaan kembali dengan ”segala cara” sehingga penyelenggaraan pilpres 2009 ini menjadi tidak jujur dan tidak adil serta penyelenggaraan pilpres oleh KPU terkesan tidak independent, sehingga sepadan untuk di revolusi ? Ataukah mimpi-mimpi saya dalam tulisan http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/07/11/mimpi/ adakah suatu kenyataan ? Benarkah intelijen terlampau sibuk ”mengamankan” pilpres sehingga kecolongan dengan musibah ledakan bom ?

Bagi saya apapun yang telah dilakukan oleh SBY untuk meneguhkan kekuasaan, jikalau itu merupakan suatu ”kesalahan”, mintakan ampun pada Allah yang Maha Kuasa lagi Maha Penyayang. Pemberi kekuasaan yang sesungguhnya. Allah Maha Penerima Taubat. Lakukanlah pemerintahan yang adil dan tidak zalim pada rakyat.

Menurut pengamatan saya, pelaku ledakan bom dilakukan oleh pihak asing atau rakyat Indonesia yang telah ”digunakan” pihak asing. Untuk itulah kita jangan terlampau percaya dengan pihak asing yang penuh dengan ”kepentingan” mereka. Marilah pemimpin menumbuhkan kemandirian di segala bidang, kemandirian ekonomi, sehingga tercipta kedaulatan bangsa dan pada akhirnya pihak asing pun menghormati kita.

Jangan lagi pernah membiarkan IFES ”membantu” penghitungan cepat KPU, masih banyak kaum akademisi yang mempunyai kemampuan melebihi mereka. Saya ingat pemilu 2004 dibantu BPS dan beberapa perguruan tinggi , hal yang tidak saya lihat pada pemilu 2009.  ”Cintailah produk-produk Indonesia”.

Marilah kita menjaga persatuan dan keutuhan NKRI, bersatu padu melawan terorisme, percayakan pada kemampuan dan kekuatan bangsa sendiri. Saya sekali lagi berpendapat bahwa terorisme datang dari pihak luar karena ada kemungkinan mereka sangat tertarik dengan anugerah alam yang begitu besar yang telah diberikan Allah untuk rakyat Indonesia. Jikalau terorisme berasal dari dalam (sangat kecil kemungkinan) berarti kita harus intropeksi dengan kepemimpinan yang berlangsung.

Jumat, 17 Juli 2009

Kepemimpinan di partai Golkar

Wacana penggulingan Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai Golkar kembali meruncing setelah suara pasangan JK-Wiranto kembali melempem mengikuti suara Golkar di Pemilu Legislatif lalu. Skenario besar bahkan sudah disiapkan petinggi Golkar yang tak sejalan dengan JK itu. Menurut Wakil Sekjen Partai Golkar Iskandar Mandji, salah satu skenario yang dibuat oleh kader Golkar yang menginginkan JK lengser dari singgasana ketua umum adalah menempatkan Aburizal Bakrie sebagai kandidat terkuat pada Munaslub yang akan segera digelar. “Skenarionya Aburizal Bakrie akan diplot sebagai Ketua Umum Golkar, Akbar Tandjung sebagai Ketua Dewan Penasehat. Sementara Agung Laksono sebagai Wakil Ketua Umum ataupun Sekjen,” ujar Iskandar di DPR, Jumat (10/7/2009).

Sumber:

http://www.pemiluindonesia.com/berita-pemilu/inilah-skenario-penggulingan-jk.html.

Tampak Triple “A”  berupaya membawa kembali partai Golkar ke “wajah” lama. Kita dapat melihat upaya-upaya JK dan kader-kader sepahaman/sejalan untuk memperbaiki partai Golkar kearah yang lebih baik, namun tampaknya tabiat lama sudah berurat akar pada beberapa pemimpin kaum lama.

Pendapat saya, apalah yang bisa diharapkan pada calon ketua umum, Aburizal Bakrie yang dalam kepemimpinan beliau di perusahaan dapat dengan rela menelantarkan rakyat dalam musibah Lapindo ?  Phobia Lapindo inilah yang mengganggu citra JK pada pilpres lalu.

Apalah yang bisa diharapkan pada Akbar Tanjung yang masih berbekas di hati rakyat tentang kasus Bulog dll, sehingga membuat rakyat Phobia terhadap Golkar, yang juga mengganggu citra JK pada pilpres lalu.

Apalah yang bisa diharapkan pada Agung Laksono, yang dalam pemilihan legislatif tidak banyak rakyat yang memilih beliau. Sedangkan mengenai kasus yang melibatkan Agung Laksono, silahkan search di paman Google dengan kata kunci:  Kasus “Agung Laksono”.

Semoga pemimpin partai Golkar terpilih nanti adalah dari kaum baru yang  sepahaman/sejalan dengan pemikiran JK.  Walaupun sebagian orang mengatakan, bahwa saat ini yang ber”daging” adalah Aburizal Bakrie. Begitulah pemahaman kaum lama Golkar bahwa uang sangat mempengaruhi kekuasaan.

Semoga kaum lama menyadarinya dan menyerahkan kepemimpinan pada kaum baru yang sepahaman/sejalan dengan pemikiran dan perbuatan yang telah diteladankan JK atau mungkin kembali rakyat berteriak “BUBARKAN GOLKAR”.

Kamis, 16 Juli 2009

JK yang mereka kenal (2)

Sirikit Syah Wrote:

Di bawah ini catatan pribadi seorang pemred yang hadir di tempat JK saat beliau menerima telepon SBY.

Komentar saya:

1) JK polos banget, ditelepon SBY malah keluar dari ruangan yang dipenuhi para petinggi media dan malah sembunyi di ruang khususnya.

2) Ternyata banyak petinggi media yang bersimpati dan memberi
empati kepada JK.

SS

------------------------------------------

Mbak Sirikit yang baik,
Kamis (9/7) malam saya termasuk salah satu diantara pemred2 dan wartawan2 senior yang diundang bertemu pak JK. Sebagaimana biasanya, pak JK memang sangat sering mengundang Pemred2 untuk sekedar makan malam, sambil berdiskusi tentang berbagai hal. Acara semacam ini memang tergolong rutin. Kami para Pemred senang diundang dalam setiap pak JK hendak mendiskusikan segala hal yang berkembang.
Pak JK selalu terbuka memberi informasi apapun, berkaitan dengan berbagai isu yang berkembang menyangkut kebijakan yang berkembang. Mulai dari misalnya kebijakan ekonomi, kenaikan BBM, konversi minyak gas, hingga hal-hal yang untuk background yang sifatnya off the record.

Apalagi hidangan di tempat pak JK selalu saja nikmat. Yang paling sering ikan bakar atau sup telur ikan terbang, pisang hijau palu butung. Makanan khas Makkasar kombinasi dengan masakan Padang. Maklum ibu Mufida, isteri pak JK yang pintar masak itu asalnya dari Padang..

Kamis malam itu, pertemuannya terasa agak berbeda. Sejak di depan pintu
penjagaan, kami sudah disorot kamera TV One, saya sempat terkejut karena bahkan saat menulis namapun disclose up. Saya merasa agak merasa terganggu,

"Ada apa sih, kok begitunya. Kita disorot-sorot kayak gitu?" Tanya saya ke kamerawan TVONe.

"Anu mbak..kita disuruh kantor mengambil gambar semua pemred yang masuk ke sini.", jawabnya agak takut, seraya kemudian mematikan kamera. Lalu saya menuju ruang tunggu di sana ada Rikard Bagun (Pemred Kompas), Budiarto Sambazi (Wartawan senior Kompas, yang pernah jadi model klip kampanye JK), ibu Clara (Pengamat Politik senior?) , Pak Ishadi (Transcorp), Endi Bayuni (Pemred Jakarta Pos), dan beberapa wartawan senior lainnya, seperti Agus Parengkuan, Fikri Jufri hingga pak Rosihan Anwar yang sepuh itu, datang bergabung, juga beberapa Pemred media lainnya. Tapi dibanding pertemuan-pertemuan biasanya, kali ini jumlah wartawan senior yang hadir
cukup sedikit. Beberapa Pemred yang biasanya rajin, kali ini tidak hadir,.

Uni Lubis (Wapemred Anteve) mondar-mandir dari ruang tunggu ke ruang pak JK. Uni adalah koordinator acara, dia mengabsen satu-satu kami yang hadir. Tidak lama kemudian kami semua diminta masuk ke ruang pertemuan. Belum lama kita duduk, pak JK masuk dengan wajah yang seperti biasanya ceria, didampingi tim suksesnya, Yudi Chrisnandi, Sumarsono, Aksa Mahmud, Poemida, Sofyan Wanandi, Syamsul Maarif. Kami semua bersalaman dengan pak JK , sambil kemudian mempersilakan kami
makan. Wah kali ini menunya lumayan enak. Ada ikan bakar, teri goreng sambal hijau, rawon ( yang ini kayaknya gak nyambung), kepiting kenari bumbu lada hitam dan tumis sayuran.. Belum lama menikmati makanan, pak Wiranto datang, kali ini sendirian tanpa orang-orang Hanura.

Usai makan, pertemuan dimulai dengan pernyataan pak JK tentang ucapan terima kasih kepada para pemred yang hadir.. Uni sempat menyela, "Ada beberapa Pemred yang kayaknya gak berani hadir", disambut ketawa dari semua yang hadir.

Baru saja pak JK meneruskan kalimatnya, tiba-tiba ajudan datang tergopoh-gopoh sambil menyodorkan HP ke pak JK , " Maaf bapak, dari Bapak Presiden". Lantas pak JK pun bergegas menuju ruangan pribadinya, berbicara di telpon dengan SBY.

Saat itu kami yang masih bertanya-tanya tiba-tiba, di layar Metro TV
menayangkan Live, SBY sedang bertelpon dengan JK. SBY berkata pada JK panjang lebar dengan wajah yang sumringah.

Sesaat kita semua sempat kaget, "wah kok ternyata telponnya disetting kayak gitu yah"

Usai terima telpon, JK muncul dengan ketawa-ketawa. Saat ditanyta tentang apa yang dikatakannya pada SBY, "Oh, saya hanya jawab. "baik, baik pak,
tetapi saya akan di kampung" ,  jawab JK, disambut tawa semua yang hadir.

Menurut JK sejak siang ia memang sudah berusaha menghubungi SBY, sehubungan dengan undangan Rapat Kabinet yang akan digelar Selasa pekan depan via telpon tetapi tidak diangkat. Sambil memang hendak mengucapkan ucapan selamat sementara atas hasil Quick Count, dalam kapasitasnya sebagai Wapres. Tetapi baru malam itulah SBY menelpon JK., dibuka dengan pembicaraan basa-basi lalu SBY minta izin bahwa pembicaraan ini diliput pers. JK pun tidak bisa berkata lain, " silahkan saja", jawabnya.

Lalu pertemuan malam itu akhirnya dilanjutkan, diawali dengan pernyataan JK yang sama sekali tidak menyangka bahwa hasil Pemilu seperti ini. Kekecewaan nampak di wajah pak JK, meski dicobanya untuk dikaburkan dengan senyum khasnya. Bisa kita rasakan, ada sesuatu yang tidak beres, tetapi apa itu kami tidak tahu. Untuk itu maka akan coba kita cari tahu.

"Kami sama sekali tidak menyangka suara yang kami dapat sekecil ini ", kata JK.

"Kami sudah habis-habisan bekerja, siang malam".

"Bahkan pak JK ini setiap hari bisa hadiri di lebih dari 10 titik. Di setiap kunujungan sambutan masyarakat begitu antusias", sambung Wiranto yang juga tidak menyangka perolehan suara mereka serendah itu.

Dalam sesi tanya jawab, sebagian menanyakan tentang bagaimana sikap pak JK selanjutnya, ia menyatakan "Saya masih akan meneruskan pekerjaan saya sebagai Wapres, mengusut berbagai kasus pelanggaran Pemilu, setelah itu pulang kampung".

Tanya jawab berlangsung begitu mangharukan. Rikar Bagun, pak
Rosihan Anwar malah agak larut dalam keharuan. Betapa selama ini jarang ada seorang pemimpin begitu egaliter seperti JK.

"pak JK bahkan selalu bersedia melayani pertanyaan di manapun berada. Bahkan seorang JK tak segan-segan menerima telpon2 dari kami termask juga membalas sms-sms kami", kata Rikard Bagun.

"Dalam sejarah setelah Adam Malik, baru JK yang melakukan hal itu.
Tidak peduli dengan birokrasi, kepada para wartawan sangat dekat dan akrab,
seperti dengan sahabatnya", tambah Rosihan.

JK lalu menunjukkan tumpukan dokumen berwarna kuning, yang ternyata berisi semua minutes of meeting seluruh rapat yang dipimpinnya , dari tahun 2004 hingga 2009.
Di situ JK menunjukkan bukti bahwa sebagian besar keputusan pemerintah, ternyata tak lepas dari kerja keras dan keputusan JK.

"Hampir semua kebijakan pemerintah dirapatkan oleh para menteri di bawah koordinasi saya, dimatangkan dan diputuskan di sini (Kantor Wapres-red)", kata JK.

"Mulai dari kebijakan yang strategis seperti pemberian BLT sebagai subsidi kenaikan BBM, kenaikan harga BBM, penurunan harga BBM, kenaikan gaji pegawai negeri, pembagian raskin, rencana Pembangunan Listrik 10 ribu Megawatt, Penetapan status Bencana Nasional pada Tsunami Aceh, Gempa Yogyakarta, hingga penetapan hari libur Ramadhan-pun dilakukan olehnya JK, sebelum kemudian tinggal dibuatkan Kepres dan tinggal diteken oleh Presiden. "Kan tidak ada Kepwapres, yang ada hanya Kepres, maka saya tidak bisa tanda tangan", demikian kata JK dalam berbagai kesempatan.

Itulah dokumen, sebagai kenang-kenangan pak JK dan bukti, apa yang dikerjakan selama ini oleh seorang JK. Sebagai Wapres JK adalah Wapres plus. Kalau biasanya Wapres-wapres sebelumnya adalah sekadar ban serep, tetapi JK, bisa diibaratkan seorang CEO dalam sebuah perusahaan yang justru menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada di pemerintahan.

Maka tak heran kalau Mantan Ketua Muhammadiyah Syafi'i Maarif menjuluki JK sebagai "The Real Presiden"
Bahkan saat penunjukkan personil kabinet, sejak pasangan SBY-JK terpilih pada 2004 lalu, JK memutuskan lebih dari 70 persen dari menteri-menteri yang dipilih.. Ada 3 menteri yang tidak boleh diberikan ke partai, Menteri
Keuangan, Meneg BUMN dan ESDM, kata JK.

Namun banyak orang yang tak mengetahui yang dikerjakan JK selama ini. Dan celakanya, ketika JK menyatakan bahwa dialah yang mengerjakan semua itu, sebagian besar orang mencibirnya "Tak sopan seorang Wapres kok mengklaim keberhasilan pemerintah. Kan itu semua karena putusan Presiden" , sebagaimana yang dinyatakan para pendukung SBY.

Sumber : http://groups.yahoo.com/group/jurnalisme/message/48480

JK yang mereka kenal (1)

Jawaban Habibana Munzir tentang pertanyaan CAPRES.

Saudaraku yg kumuliakan, maaf saya lama tidak online karena di Madinah selama beberapa hari yg lalu, memang diantara dua capres, keduanya muslim, pria, dan keduanya tidak terlalu
banyak berbeda, namun Yusuf Kalla lebih menyolok dalam keperduliannya terhadap Islam, dan beliau selalu hadir di event besar majelis Rasulullah saw tanpa diundang, beliau lihat baliho di jalan lalu langsung perintahkan sekprinya untuk menghubungi sekertariat MR apakah beliau boleh hadir?, maka kita menyambut hangat niat mulia seorang wapres yg demikian itu,

kejadian itu jauh sebelum pemilu, sekitar 2 tahun yg lalu.. dan saya sendiri melihat akhlah mulia beliau dan penghormatannya yg belum pernah saya lihat pejabat apalagi tingkat Ring 1 sampai sedemikian santunnya, beliau makan bersama murid murid saya, anak anak yatim, anak anak papua, makan dari makanan kotak berisi makanan sederhana, duduk bersama kita dg sendok plastik dan aqua plastik, sama rata dg para fuqara, dan terlihat tidak dibuat buat.

beliau tidak suka protokoler, dan beliau menyesuaikan diri dg kita, sebagaimana acara acara kita di Istiqlal, monas yg beberapa kali dihadiri beliau, para paspampres dan sekpri nya mengajukan aturan acara, harus mulai jam sekian, harus selesai jam sekian, wapres sambutan jam sekian..

semua saya tolak, saya katakan kalau beliau mau hadir ikuti acara kami, saya mulai jam sekian, selesai jam sekian, sambutan beliau jam sekian, jika beliau berkenan hadir jam berapa saja silahkan, jika akan meninggalkan majelis maka mesti selepas maulid dan ceramah saya, jika tidak berkenan karena ada skedul lain, maka baiknya hadir di event lainnya.

maka ketika hal itu diajukan pada beliau, beliau malah ikut saja dan setuju, dan beliau datang di awal acara dan keluar saat selesai acara.
maka saya menyenangi beliau..

namun saudaraku, secara fikiran yg bijaksana, tidak mustahil SBY pun demikian, namun karena saya belum mengenalnya dg dekat saja, bisa saja SBY tidak seperti jusuf kalla, tapi bisa saja sama seperti JK, atau mungkin lebih santun lagi, saya tidak bisa mengambil kesimpulan mana yg lebih baik kecuali jika telah jumpa dg keduanya.

maka memang selama ini MR condong pada JK, karena belum mengenal SBY. namun jika Allah menghendaki SBY sebagai presiden kembali, kita doakan saja semoga kebaikannya yg masa lalu tetap terjaga, dan kesalahannya yg masa lalu diperbaiki oleh Allah swt.
dan kita tidak berfihak dg mutlak kpd salah satu, siapapiun yg memimpin negara ini selama ia muslim maka ia pemimpin kita

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a'lam

sumber :

http://groups.yahoo.com/group/keluarga-sejahtera/message/6340

Kemiskinan dan Pemimpin tidak Adil

Untuk menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan, pada 1 Juli 2009, baru saja BPS mengumumkan penurunan angka kemiskinan. Saat ini angka kemiskinan Indonesia sebesar 32,5 juta jiwa atau sebesar 14,15 persen. Selama tiga tahun terakhir jumlah penduduk miskin di Indonesia berkurang sebanyak 6,8 juta jiwa, penurunan yang cukup signifikan.

Jumlah rakyat Indonesia yang hidup dibawah batas garis kemiskinan yakni Rp 200.262 per bulan perkapita adalah 32.5 juta.

Sedangkan Bank Dunia mencatat hampir 50% atau 100 juta penduduk Indonesia saat ini berpenghasilan di bawah US$2 atau kurang dari Rp 20.000 per hari atau sekitar Rp. 600.000 per bulan . Kondisi ini mencerminkan masih tingginya angka kemiskinan di Tanah Air.

Disisi lain , kesanggupan negara untuk berhutang dan membayar pokok dan bunga hutang negara berjalan digunakan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.954 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 2.082,1 triliun. PDB/PNB (Produk Nasional Bruto) per kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Demikian data Badan Pusat Statistik, Senin (16/2/2009).

Pada tahun 2008 angka PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp 21,7 juta (US$ 2.271,2) dengan laju peningkatan sebesar 23,6 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2007 sebesar R p17,5 juta (US$ 1.942,1).

Jadi untuk berhutang, indikator yang dipakai bahwa pendapatan rakyat Indonesia per kapita per tahun US$ 2.271.2 atau sekitar Rp. 1.800.000 per bulan.

Suatu keadaan yang ironis dari kedua indikator ini, untuk menunjukan kemajuan pembangunan digunakan indikator pendapatan penduduk per kapita Rp. 200.262 per bulan (14.15% jumlah penduduk) sedangkan untuk kesanggupan berhutang digunakan indikator pendapataan penduduk per kapita Rp. 1.800.000 per bulan dimana menurut Bank Dunia 50% penduduk Indonesia berpendapatan Rp. 600.000 per bulan.

Belum ada data berapa jumlah penduduk yang mencapai dan diatas pendapatan penduduk per kapita Rp. 1.800.000 per bulan. Klo boleh saya perkirakan mungkin hanya sekitar 25% saja. Artinya 75% rakyat Indonesia hidup dengan pendapatan per kapita di bawah Rp. 1.800.000 per bulan.

Kita tahu sumber daya alam yang dianugerahi oleh Allah begitu berlimpah di tanah air Indonesia. Brunei dengan wilayah negara hanya sebagian dari pulau Kalimantan dapat hidup dengan makmur. Sungguh berbeda dengan negara kita, walaupun sudah diamanahkan oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 3, " Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Tampaklah sampai hari ini kita belum mendapatkan pemimpin yang adil, yang memperhatikan rakyat banyak / miskin, khususnya memperhatikan 50% rakyat Indonesia yang pendapatan per kapita dibawah Rp. 600.000 per bulan.

Bersabarlah, karena pemerintahan dengan pemimpin yang tahu benar tentang dunia sihir ini, kemungkinan akan melanjutkan pemerintahan periode 2009 s/d 2014.

Semoga pemimpin, menteri, para pejabat, anggota dewan dalam berpenampilan dapat berempati atau mencerminkan keadaan rakyat yang 50% jumlah penduduk berpendapatan per kapita Rp 600.000 per bulan.

Di kantor-kantor pemerintah bisa pula dipasang sticker bahwa,

Ingat! 32.5 Juta rakyat Indonesia bependapatan per kapita rata-rata Rp 200.262 per bulan atau

Ingat! 100 Juta lebih rakyat Indonesia berpendapatan per kapita rata-rata Rp. 600.000 per bulan.

Kemiskinan terjadi dari sabang sampai merauke, baca juga

http://infoindonesia.wordpress.com/2008/03/17/dari-sabang-sampai-merauke-rakyat-indonesia-mati-kelaparan/

Salam

Zon di Jonggol

referensi:

http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/07/03/279/235274/polemik-angka-kemiskinan

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=9342&Itemid=701

http://www.menkokesra.go.id/content/view/2317/39/

Senin, 13 Juli 2009

Teguhkan kekuasaan dengan berbohong ?

Beberapa pertanyaan datang kepada saya, mengapa seolah-olah saya tidak dapat  menerima hasil sementara bahwa suara terbanyak yang telah memilih pa SBY sebagai presiden RI periode 2009 s/d 2014.  Bagi saya bukanlah masalah suara terbanyak, bukanlah menang atau kalah, namun bagaimana kita menegakkan kebenaran dalam kehidupan di dunia.  Kadang penegakan kebenaran bisa saja datang dari hanya segelintir orang.  Bagi saya, suara rakyat banyak belum tentu suara Tuhan, karena bisa saja rakyat banyak itu sesungguhnya tidak paham dengan keadaan. Sebagaimana saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya tentang ketidak siapan rakyat Indonesia menjalankan pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, mempertimbangkan taraf pendidikan, ekonomi dan faktor lainnya.

Alhamdulillah, sosok yang saya dukung, yakni pa JK belum diperkenankan Allah menjadi pemimpin negeri, karena klo beliau menjadi pemimpin negeri , maka saya harus pula ikut bertanggung jawab terhadap referensi/dukungan yang saya sampaikan kepada publik.

Saya juga sampaikan kepada teman-teman yang telah bersusah payah mendukung dan mereferensikan pa SBY untuk siap-siap ikut bertanggung jawab terhadap hasil kepemimpinan beliau kelak. Mohon maaf, menurut pendapat saya pribadi, saya meragukan kejujuran pa SBY. Untuk menopang "pencitraan"  (jaga image / tidak menjadi dirinya sendiri) dan upaya-upaya meneguhkan kekuasaan, beliau kadang berbohong pada rakyat. Berbohong itu bisa timbul dari diri beliau sendiri karena "keadaan", maupun dari bawahannya yang melaporkan kebohongan (laporan ABS).

Seperti yang disampaikan Rizal Malarangeng (RM) dalam artikelnya di Kompas pada 6 Oktober 1997. Disitu RM menulis, "……Dengan kata lain, ajaran Machiavelli misalnya, Sang Penguasa, dalam mempertahankan kekuasaannya, harus berbohong, menipu, menindas haruslah dimengerti bukan sebagai "nasehat politik" dalam pengertian yang umum. Ia adalah sebuah pernyataan faktual bahwa dunia kekuasaan memang tidak semurni dunia mitologi surgawi jaman pra-Renaisans. Dunia kekuasaan, sebagaimana adanya, adalah sebuah dunia yang penuh intrik, kekejian, ambisi, dan ketololan". Ya, 12 tahun yang silam, pada saat mematangkan konsep neoliberalismenya, RM memahami politik sebagai dunia kekuasaan yang yang penuh intrik, kekejian, ambisi dan ketololan. Tentunya sebelum kembali ke Indonesia, RM telah menyiapkan diri untuk mengakali dunia kekuasaan yang digambarkannya sesuai konsep pemikiran Machiavelli tersebut. Dan Realitas dunia RM yang kejam mengajarkan,dia harus lebih cepat dalam adu intrik, dia harus lebih keji terhadap lawan, dia harus sangat ambisius dan tentu saja dia harus bisa menjadikan politik sebagai parade ketololan. Dalam dunia kekuasaan, Etika akan menjadi sesuatu yang sangat langka. RM sangat percaya dengan itu.

Saya sangat khawatir bahwa pemikiran seperti RM lah yang menghasilkan kemenangan pada pilpres 2009 ini. Artinya kemenangan pilpres 2009 adalah kemenangan kaum cendekia/pintar namun sekuler, terhadap "ketidak-pahaman" rakyat banyak, dan secara tidak langsung adalah "penjajahan" oleh bangsa sendiri.

Untuk itulah di beberapa tulisan saya terdahulu bahwa pemerintah harus sangat memperhatikan keterpenuhan kebutuhan pendidikan bagi rakyat Indonesia sampai jenjang perguruan tinggi dalam bentuk subsidi dan bantuan lainnya. Janganlah seperti pemerintahan Belanda dahulu kala untuk melanggengkan penjajahan, mereka "mempersulit" rakyat Indonesia mendapatkan pendidikan.

Saya sangat berharap kekhawatiran saya bukanlah sesuatu kenyataan, namun waktulah yang akan memperlihatkannya kelak.

Politik dalam Islam berbeda dengan politik sekular yang bersumber kepada spekulasi akal yang rentan berubah, politik Islam bersumber ke pada Wahyu. Jadi, sistem, nilai, visi, misi dan agenda dalam politik Islam juga didasarkan kepada, dan diderivasi dari Wahyu. Politik Islam tidak akan memperjuangkan nilai nilai yang bertentangan dengan Wahyu seperti memperjuangkan kebebasan kesesatan akidah, kebebasan seks seperti gerakan homoseksual, lesbianisme, pornografi, dan lainnya. Sebaliknya, politik sekular bisa melindungi dan menyebarkan kekeliruan-kekeliruan kepada masyarakat dengan mengkambing-hitamkan kebebasan, relativitas nilai dan budaya. Politik sekular berjuang untuk meraih kekuasaan yang dibangun dengan dasar kepentingan. Tiada musuh yang abadi dalam politik karena yang ada adalah kepentingan. Inilah jargon sekular yang sering dilontarkan. Dampaknya, politik sekular tidak memiliki integritas. Dengan konsep moral yang pragmatis, semua serba boleh, asal kan kekuasaan dapat diraih. Jikapun terdapat integritas, maka integritas itupun di bangun di atas filsafat pragmatis. Sedangkan dalam politik Islam, yang diperjuangkan adalah kebenaran, bukan semata-mata kekuasaan. Kebenaran lebih penting dari kemenangan yang dilakukan dengan menghalalkan segala cara. Kekuasaan diraih dengan kebenaran dan kekuasaan adalah amanah dan sarana dakwah, untuk menyebarkan rahmat Allah di atas muka bumi. Jadi bukanlah menang atau kalah , namun yang diutamakan adalah benar atau salah.

Saya berdoa agar Presiden terpilih nanti dengan kekuasaan yang ada ditangannya dapat memerintah dengan adil dan tidak zalim pada rakyatnya walaupun kekuasan telah didapat dengan  “berbagai cara”.

Sabtu, 11 Juli 2009

Mimpi-mimpi seputar pilpres 2009

Berikut mimpi-mimpi yang saya alami, seputar pilpres 2009. Semoga apa yang saya "mimpi" kan bukanlah suatu kenyataan.

Mimpi-mimpi saya salah satunya diawali dari perbedaan "pendapat/pola pikir" dari dua capres khususnya SBY dan JK.

SBY

http://swaramuslim.net/siyasah/more.php?id=5922_0_6_0_M

"Sebuah Imperium Menunggu Rubuh", Amran Nasution

Dalam suatu kesempatan mengunjungi Amerika di tahun 2003, sebagai Menko Polkam, SBY berkata, ‘’I love the United State, with all its faults. I consider it my second country’’. Terjemahan bebas penulis: “Saya cinta Amerika, dengan segala kesalahannya. Saya menganggapnya negeri kedua saya.” (lihat Al Jazeera English – Archive, 6 Juli 2004).

JK

Kompas, 1 Juli 2009 hal 33,

“Muhammad Jusuf Kalla, Sudah Kaya, Cari Apa Lagi”

Jawaban beliau, “Tidak. Saya sudah cukup mampu untuk tidak mengambil apapun kekayaan dari negeri ini. Bersama pa’ Wiranto, saya tidak mencari keuntungan apa-apa. Saya hanya mau bekerja, mencari kemuliaan dan kehormatan rakyat. Bukan kemuliaan dan kehormatan saya. Saya tidak mau meninggalkan bangsa yang kurang kehormatannya karena kurang mandiri di bidang ekonomi.”

Lalu mempertimbangkan terjadi "krisis keuangan" yang telah terjadi di Amerika dan beberapa negara lain yang menyukai "paper money".

Alhamdulillah, Indonesia menurut pendapat saya "agak" sedikit gangguan "krisis keuangan" karena ditopang oleh "real money" yakni dari hasil alam yang merupakan anugerah Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dalam suatu mimpi saya, saya "membaca" bahwa Amerika sangat membutuhkan Indonesia yang merupakan "kantong ekonomi" mereka, "real money" dari sumber alam terkaya di dunia, bumi Indonesia. Amerika sangat membutuhkan "real money" untuk mengatasi "krisis keuangan" dan pembiayaan "penjajahan" mereka di Irak, Palestina, Afghanistan dll serta biaya "merawat" beberapa negara "boneka" bentukan Amerika dibeberapa belahan dunia. Pada saat JK mulai mengusik "kantong ekonomi" Amerika dengan "memperbincangkan" kembali kontrak-kontrak pertambangan / hasil bumi maka Amerika mengeluarkan kebijakan "pemisahan" JK dari SBY. Langkah-langkah kebijakan bersama SBY dan Amerika mulai dituangkan dalam suatu bentuk "kerjasama".

Salah satu mimpi saya yang buruk, "terlihat" salah satu langkah suksesi pilpres dalam bentuk "pembiaran" masalah lapindo untuk kepentingan "mengikat" keluarga Bakri yang termasuk kelompok keluarga terkaya di negeri kita. Langkah ini cukup aman dalam pencitraan SBY karena Aburizal Bakri "tercantum" pada Golkar walaupun Aburizal Bakrie merupakan "top" donatur dalam pilpres 2004.

Dimimpi lain saya, langkah suksesi pilpres dalam bentuk "dukungan suksesi" pemilihan gubernur Jatim dan "penetapan" gubernur dan bupati lainnya yang masih "bermasalah" dalam pengangkatan atau "tinggal" menunggu pengangkatan.

Dalam mimpi saya, langkah suksesi pilpres dalam bentuk "legitimasi" dari partai-partai berbasis mayoritas massa muslim seperti PKB,PPP,PAN, PKS dll. "Dukungan" dari PKB didapat dari "imbalan campur tangan" pemerintah seputar partai PKB. PPP didapat dari "dukungan" beberapa pimpinan partai yang "diikat" dengan "kasus" hukum. PAN dalam mimpi saya,"dukungan" didapat dari "perbicangan" (tidak jelas dalam mimpi saya) antara SBY dan Amien Rais, juga seputar "kekuasaan" Hatta Rajasa kelak. PKS dalam mimpi saya, "dukungan" didapat dari "pembicaraan" SBY dengan pucuk majelis syuro Hilmi Aminudin yang ditindaklanjuti dengan "penyebaran" citra negatif/fitnah terhadap JK dan "menakuti" dengan "dosa-dosa" partai Golkar dahulu.

Dalam mimpi saya yang lain untuk mendapatkan "dukungan" dari rakyat banyak, layaknya acara idol dibeberapa stasiun TV, maka dibuatlah "pencitraan" yang baik. Pencitraan "diserang" oleh capres lainnya, ditambah penampilan/sosok fisik SBY yang sangat mendukung. Dengan memanfaatkan budaya masyarakat kebanyakan tentang "tren" dan "pilihan" banyak orang maka dibuatlah "pengaturan" hasil survey, pooling SMS, dll.

Dalam mimpi saya, untuk mendapatkan dukungan dari beberapa kalangan/golongan rakyat dengan cara "melanjutkan" program BLT, "bertepatan" waktu gaji ke 13 PNS yang sesungguhnya untuk membantu biaya sekolah anak PNS, "pemberian penghargaan" atas pengabdian PNS dan pejabat dll.

Dalam mimpi saya lainnya, tidak cukup jelas (sedikit lupa) bagaimana pembiayaan kampanye dari BUMN dan beberapa pihak lainnya yang total jumlahnya luar biasa besar, dan tidak terdeteksi oleh PPATK, juga tidak terdeteksi oleh para penegak peraturan "dana" kampanye.

Dalam mimpi saya lain dalam dukungan "operasional", kapal perang AS merapat ke perairan Indonesia untuk pemanfaatan teknologi dan komunikasi. Operasional didukung oleh TNI termasuk intelejen dan "penggunaan" koramil di seluruh pelosok negeri. Keberadaan kapal perang AS ini juga untuk "memastikan" pelaksanaan "kerjasama" yang telah disepakati.

Dalam mimpi saya lain, saya berbincang dengan beberapa anggota KPU, saya mengatakan anda seorang mukmin yang taat sebagai anggota KPU kenapa "terlihat" tidak independen ? kami sekedar melaksanakan "tugas negara" untuk kepentingan negara yang lebih besar dan bagi kemaslahatan negara. Salah satu upaya adalah "penggelembungan" jumlah DPT dengan "penggandaan" beberapa pemilih, "pencantuman" pemilih yang sesungguhnya belum berhak, pencantuman data pemilih yang sesungguhnya sudah meninggal dunia dll. Kelemahan partai politik pesaing adalah tidak memiliki seluruh form C1 dari saksi-saksi setiap TPS. Padahal dengan merekapitulasi seluruh data otentik form C1 merupakan hasil pilpres yang sesungguhnya, karena di form C1 juga sudah tercantum jumlah surat suara yang tidak terpakai, jumlah surat suara yang tidak sah.

Dalam mimpi saya pula, JK tidak pula mendapat dukungan yang solid dari DPD I dan DPD II. Bahkan terlihat dalam mimpi, salah seorang caleg dari Golkar yang sudah mendapat kursi di DPRD tingat II, sama sekali tidak menunjukan upaya keras untuk mensukseskan JK dalam pilpres 2009. Bahkan beberapa menyatakan pendapatnya, bagus pemilihan legislatif sekarang berdasarkan suara terbanyak, sehingga saya memungkinkan duduk di DPRD, dahulu kala saya berupaya keras dalam pemenangan pemilihan legislatif namun pemimpin pusat selalu meletakan saya pada nomor urut yang secara logika tidak memungkinkan mendapatkan kursi. Sekarang saya sudah aman, peduli amat dengan pilpres.

Begitulah mimpi-mimpi yang saya alami selama masa kampanye pilpres 2009, dan itu semua bukanlah kenyataan. Penyebutan nama bukanlah menunjukan data/kenyataan namun sekedar hadir dalam mimpi saya. Bukan saya bermaksud provokasi namun ini sekedar menceritakan mimpi yang saya alami dan sangat mengganggu aktivitas saya. Dengan menulis mimpi ini membuat saya terbebas dari gangguan mimpi-mimpi ini. Sekali lagi anggaplah tulisan ini sebagai cerita fiksi belaka.

Wallahu a'lam

Namun, mencermati ucapan selamat atas pemilu yang berjalan dengan baik, dari para petinggi negara seperti Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menurut pendapat saya merupakan pemimpin "boneka" bentukan Amerika, membuat saya khawatir apakah mimpi-mimpi diatas adakah sebuah kenyataan ? Benarkah SBY juga "boneka" bentukan Amerika ? katakanlah bukan "boneka" namun "sahabat" ? Saya tidak berani menjawabnya karena saya sama sekali tidak mempunyai data.

Siapapun yang akhirnya terpilih sebagai presiden untuk periode 2009-2014, marilah kita tetap menjaga kedaulatan dan menjaga NKRI.

Allah memberikan karunia alam yang begitu luas di bumi Indonesia dititipkan pada penduduknya mayoritas muslim. Jikalau penduduknya tidak mensyukuri ni'mat, membuat kezaliman di muka bumi Indonesia dan tidak menegakkan kebenaran, maka akan ada bencana dan musibah yang akan berlaku. Percayalah.

Kamis, 09 Juli 2009

Presiden populer

Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un, kemungkinan pemenang pilpres 2009 kali ini, menurut pendapat saya bukanlah yang terbaik, namun yang terpopuler dan "tercitra" baik. Layaknya sebuah acara "idol" di beberapa stasiun tv. Tim pemenang pilpres berupaya dengan segala cara untuk memenuhi persepsi rakyat banyak sehingga apa yang tampil di acara debat capres/cawapres menjadi tidak ada relevansi sama sekali dengan pilihan rakyat banyak.

Untuk itu perlu dikaji ulang pemilihan presiden secara langsung, karena kesiapan rakyat pemilih belum lah memadai. Lebih baik untuk kembali ke sistem perwakilan sesuai amanat Pancasila, bahwa Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Keputusan diwakilkan kepada yang ahli/berkompentensi dan juga bermoral baik. Lihat tulisan saya sebelumnya http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/05/25/kedaulatan/

Allah tentu mempunyai kehendak lain, misalkan dengan kejadian ini, maka berkuranglah beban tanggung jawab pa JK di akhirat nanti sebagai pemimpin negeri. Beban tanggung jawab akan ditanggung oleh pasangan SBY/Boediono nanti setelah dilantik. Beban tanggung jawab juga akan diemban oleh para pendukungnya yang telah menempuh upaya berbagai cara. Jikalau pasangan SBY/Boediono dalam kepemimpinan mereka kelak, ternyata tidak adil dan zalim maka para pendukung juga turut bertanggung jawab di akhirat kelak. Wallahu a'lam.

Point-point yang harus diperhatikan pemerintah kelak antara lain,

1. Bagaimana pemerintah melakukan pemerataan pendapatan agar indikator pendapatan penduduk perkapita sebesar 1.8 juta per bulan menjadi real/nyata, karena pada saat ini upah minimum regional rata-rata saja masih berkisar dibawah 1 juta per bulan. Apalagi pekerja-pekerja non formil atau setengah pengangguran mempunyai pendapatan yang berkisar 600 ribu per bulan atau 20ribu per hari. Indikator pendapatan penduduk perkapita terjadi dikarenakan kesenjangan pendapatan antra penduduk berpendapatan tinggi dengan penduduk berpendapatan rendah terlampau jauh.

2. Pemerintah kelak harus terus mendukung upaya KPK atau lembaga pengganti untuk memberantas korupsi. Juga terus berupaya peningkatan penegakan hukum oleh lembaga kepolisian dan kejaksaan. Keberhasilan kedua lembaga ini  ini merupakan alat ukur sesungguhnya bagi keberhasilan pemerintahan dalam mencegah dan memberantas korupsi bukanlah hasil kerja KPK sebagai indikator keberhasilan pemerintahan.

3. Sangat perlu memperhatikan implementasi dan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN yang seperti diamanatkan oleh UUD 1945 dengan perubahan. Menurut pendapat saya , anggaran yang cukup besar ini sangat rentan dari korupsi. Alokasi anggaran pendidikan yang sangat besar ini diamanatkan agar rakyat indonesia dapat memperoleh pendidikan dengan biaya relatif murah, untuk itu perlu sekali subsidi biaya pendidikan sampai perguruan tinggi. Sebagai contoh negara India, dengan jumlah penduduk berkali-kali lipat penduduk Indonesia, sangat mengutamakan subsidi biaya pendidikan bagi rakyatnya sampai jenjang perguruan tinggi, bahkan biaya trasportasi pelajar dan mahasiswa , masih dapat disubsidi oleh pemerintah. Sekarang sebagai contoh memasuki pendidikan SMA Negeri di kab. Bogor, biaya permulaan yang harus disiapkan rakyat Indonesia berkisar Rp. 1.5 juta s/d Rp. 2.5 juta bahkan bisa lebih. Belum lagi biaya transportasi, BP3 perbulan dan lain-lain. Apalagi biaya memasuki perguruan tinggi negeri yang memerlukan biaya yang sangat besar.

4. Pemerintah harus terus berupaya mengurangi hutang negara. Saat ini negara berhutang relatif untuk membayar hutang negara baik pokok maup;un bunga. Pemerintah harus terus berpupaya agar rakyat Indonesia dapat "menjemput" rezeki nya masing-masing. Agar mereka dapati kemandirian ekonomi yang kemudian berdasarkan pendapatan mereka akan sanggup membayar pajak yang merupakan penerimaan negara. Kecepatan penambahan hutang negara sebesar Rp. 400 T (400 ribu Milyar) dalam tempo 5 tahun merupakan penambahan hutang negara yang luar biasa besar. Indikator pendapatan penduduk per kapita sebesar Rp. 1.8 juta perbulan yang sesungguhnya tidak nyata, janganlah menjadi patokan sebagai kesanggupan membayar hutang atau menambah hutang baru. Jikalau diperlukan ajukan peninjauan kembali hutang atau pemunduran jangka waktu agar alokasi APBN untuk pembayaran pokok dan bunga hutang negara, sebagian bisa dialihkan untuk pembangungan dan perawatan infrastruktur. Marilah pemerintah mengupayakan rakyat Indonesia menjadi "produsen" bukannya menjadikan "konsumen" bagi pihak asing maupun kaum kapitalis.

Jumat, 03 Juli 2009

Amanat Ummat Islam untuk JK-Wiranto

Sumber:

http://groups.yahoo.com/group/syiar-islam/message/23176

Amanat Ummat Islam untuk JK-Wiranto

Setelah Muhammadiyah, NU, FPI, dan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) mendukung JK-Wiranto, Forum Umat Islam (FUI) juga menyampaikan Amanatnya kepada JK-Wiranto.

Di antara amanatnya:
- Menjaga akidah umat dengan memberantas berbagai aliran sesat
- Memperjuangkan penerapan syariah
- membangun sistem ekonomi syariah; menghentikan sistem kontrak karya
pertambangan; nasionalisasi aset-aset strategis; menghentikan privatisasi BUMN, mengembangkan industri strategis, mengembalikan sumberdaya alam kepada perusahaan umum milik negara; serta menggerakkan sektor riil sebagai basis perekonomian.

Kenapa para ulama Ormas Islam tersebut mendukung JK-Wiranto? Mungkin karena kedua orang itulah yang rajin mendatangi ulama dan menghormatinya. Entah apa ada calon lain seperti itu. Selain itu ada pula calon lain yang tidak memilih cawapresnya dari kalangan Islam meski beberapa petinggi parpol Islam jadi marah-marah karenanya. Itu semua terlihat jelas di TV-TV Nasional.

Mudah-mudahan siapa pun yang terpilih mampu menjalankan amanat tersebut dan tidak membiarkan kekayaan alam Indonesia dinikmati asing.

Wassalam

Piagam Umat Islam

Sekitar seribuan orang akan hadir di acara deklarasi Piagam Umat Islam antara Forum Umat Islam (FUI) dengan capres Jusuf Kalla di gedung Daarul Aitam Jakarta Pusat. Rencananya, deklarasi akan dilaksanakan hari ini (Jumat 3/7) jam 2 siang dan dihadiri beberapa tokoh ormas Islam.

Selebaran Piagam Umat Islam tersebut sudah disebar di beberapa masjid di
Jakarta. Isi dari piagam tersebut menitipkan amanah umat Islam kepada Capres HM Jusuf Kalla dan Cawapres Wiranto untuk melaksanakan amanat sebagai berikut:

1. Menjaga akidah umat dengan memberantas berbagai aliran sesat dan menyesatkan, seperti Ahmadiyah, menanggulangi penyebaran pemikiran yang menyimpang seperti sekularisme, pluralisme dan liberalisme; serta berbagai tindakan yang menista agama.

2. Memperjuangkan penerapan syariah dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara secara konstitusional dalam berbagai bentuk; mempertahankan perda-perda syariah yang sudah diberlakukan; serta mendukung lahirnya perda-perda syariah di berbagai daerah.

3. membangun sistem ekonomi syariah; menghentikan sistem kontrak karya
pertambangan; nasionalisasi aset-aset strategis; menghentikan privatisasi BUMN, mengembangkan industri strategis, mengembalikan sumberdaya alam kepada perusahaan umum milik negara; serta menggerakkan sektor riil sebagai basis perekonomian.

4. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan umat; membangun sisten kesehatan gratis bagi seluruh rakyat; membangun sistem pendidikan berbasis iman dan takwa, mengalokasikan anggaran pendidikan secara penuh dan mewujudkan pendidikan gratis bagi rakyat, serta memajukan sekolah-sekolah Islam baik negeri maupun swasta.

5. Menentang intervensi asing dalam politik, ekonomi dan berbagai aspek
kehidupan masyarakat Indonesia, membersihkan pemerintah Indonesia dari kaki tangan imperialis, serta menolak pendirian pangkalan militer negara asing di wilayah Indonesia.

Piagam Umat Islam ini ditandatangani pada tanggal 2 Rajab atau 25 Juni 2009. Di antara yang menandatangi adalah sekjen FUI, Muhammad Al Khaththath. mnh
http://www.eramuslim.com/berita/nasional/piagam-umat-islam.htm

Muhammadiyah, NU, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), dan FPI Dukung JK-Win

Isyaratkan Dukung JK-Wiranto
Din: Muhammadiyah Tak Kenal Istilah Netral
Gunawan Mashar – detikPemilu

Jakarta – Pengurus Pusat Muhammadiyah semakin mengisyaratkan mendukung pasangan JK-Wiranto.. Saat JK menghadiri peresmian Gedung Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Banten, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengajak para hadirin untuk mendoakan JK-Wiranto.

“Warga Muhammdiyah berdoa agar Pak Jusuf Kalla dapat ridho untuk memimpin bangsa ini ke depan,” kata Din saat dalam pidato sambutannya, Jumat (3/6/2009). Din juga menyebut doa orang Muhammadiyah itu makbul.

“Kita tidak mengenal istilah netral, karena kita harus menentukan pilihan.
Karena kalau netral berarti golput,” tambahnya.

Terkait pilihan itu, Din mengatakan, warga Muhammadiyah akan memilih yang memperhatikan keberadaan ormas Islam tersebut.

“Muhammadiyah membuka peluang bagi capres-cawapres yang mau datang ke Muhammadiyah, dan satu-satunya yang datang adalah Pak Jusuf Kalla dan Pak Wiranto. Dan saya yakin cuma mereka saja yang datang,” bebernya.

Sebelumnya, Din juga menyebut bahwa dalam diri Jusuf Kalla juga mengalir darah Muhammadiyah lewat ibunya, Athirah Kalla, yang adalah pengurus Aisyah, bagian Muhammadiyah yang mengurusi masalah perempuan. Selain itu, lanjut Din, mertua JK juga adalah tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat.

Dalam kesempatan itu, Din juga membacakan 9 kriteria bagi capres-cawapres
pilihan Muhammadiyah, antara lain mempunyai watak kenegarawanan dan akomodatif serta aspiratif terhadap umat Islam.
( lrn / nrl )
http://pemilu.detiknews.com/read/2009/07/03/102507/1158337/700/din-muhammadiyah-\
tak-kenal-istilah-netral


Rabu, 23 Juni 2009
MAKLUMAT FPI TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN RI 2009

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, setelah melalui Musyawarah Pimpinan DPP-FPI dengan pertimbangan syar’i, maka secara tulus dan ikhlas DPP-FPI menyerukan seluruh umat Islam dan segenap anak bangsa untuk mendukung, memilih dan memenangkan dalam Pilpres 2009 pasangan Capres – Cawapres RI :

H.M. YUSUF KALLA – H. WIRANTO

dengan menitipkan amanat :

JAMINAN KEBEBASAN MENJALANKAN IBADAH DAN SYARIAT BAGI TIAP AGAMA SESUAI DENGAN AJARANNYA MASING-MASING

&

PELARANGAN SEGALA BENTUK PENISTAAN DAN PENODAAN TERHADAP AGAMA APA PUN
http://www.fpi.or.id/

Ulama NU Jatim Sepakat Dukung JK-Wiranto
Rita Ayuningtyas

Rabu, 1 Juli 2009 | 20:14 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Imam Prihadiyoko

JOMBANG, KOMPAS.com — Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Mutawakil Alala mengungkapkan, para ulama NU sudah sepakat untuk memberikan dukungan pada capres JK-Wiranto.

“Keputusan itu dibuat dalam sebuah pertemuan para ulama dan kiai sepuh NU,” ujar Mutawakil Alala ketika ditemui di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Rabu (1/7) petang.
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/01/20144716/Ulama.NU.Jatim.Sepakat.D\
ukung.JK-Wiranto


Kiai Kultural NU Bersatu Dukung JK

JAKARTA- Sebanyak 20 kiai kultural NU (Nahdaltul Ulama) menyatakan dukungan kepada duet capres-cawapres, M Jusuf Kalla (JK) dan Wiranto. Dukungan itu dimanifestasikan dengan pernyataan terbuka dalam bentuk iklan di sebuah media cetak legendaris di kalangan tokoh dan warga NU, Duta Masyarakat , edisi Jumat (19/6).
Di antara kiai NU kultural yang mendukung duet JK-Wiranto adalah KH Abdullah Faqih, pimpinan Pondok Langitan Tuban. Ada pula KH Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jatim; KH Chotib Umar, pimpinan Pondok Raudhlatul Ulum Jember; KH Muchit Muzadi, salah satu deklarator PKB dan kakak kandung Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi; KH Sofyan Miftah dari Situbondo, KH Zainuddin Djazuli, pimpinan Pondok Ploso Kediri, dan banyak kiai lainnya.

http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/4223-kiai-kultural-nu-bersatu-dukung-jk\
.html


18 Juta Anggota Jemaah Majelis Taklim se-Indonesia Dukung JK-Win
LIN

Senin, 22 Juni 2009 | 17:03 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Pasangan capres-cawapres Jusuf Kalla dan Wiranto mendapat dukungan sekitar 18 juta ibu yang tergabung dalam majelis taklim di seluruh Indonesia pada Pilpres 8 Juli 2009.

Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tuti Alawiyah di sela-sela
kampanye dialogis cawapres Wiranto di Bekasi, Senin (22/6), mengatakan, dukungan bulat tersebut dikristalkan pada saat Rakernas BKMT yang diikuti pengurus dari 31 provinsi di Indonesia.
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/22/17032083/18.juta.anggota.jemaah.m\
ajelis.taklim.se-indonesia.dukung.jk-win

http://kabarislam.wordpress.com/2009/07/03/muhammadiyah-nu-badan-kontak-majelis-\
taklim-bkmt-dan-fpi-dukung-jk-win/

Rabu, 01 Juli 2009

Janji JK bagi Rakyat Indonesia

Janji JK bagi Rakyat Indonesia

Kompas hari ini 1 Juli 2009 hal 33,
"Muhammad Jusuf Kalla, Sudah Kaya, Cari Apa Lagi"

Jawaban beliau,
"Tidak. Saya sudah cukup mampu untuk tidak mengambil apapun kekayaan dari negeri ini. Bersama pa' Wiranto, saya tidak mencari keuntungan apa-apa. Saya hanya mau bekerja, mencari kemuliaan dan kehormatan rakyat. Bukan kemuliaan dan kehormatan saya. Saya tidak mau meninggalkan bangsa yang kurang kehormatannya karena kurang mandiri di bidang ekonomi."

Sungguh sebuah "kontrak politik" yang jauh bernilai dibanding "kontrak politik"  capres lainnya, dan yang itupun baru sebatas kepada partai politik pendukung saja,  kepentingan elite / petinggi partai.

Alhamdulillah, sungguh rakyat Indonesia cukup dengan memegang perkataan/ janji beliau ini, sudah bisa yakin untuk memilih JK. Karena pa JK, Insyaalllah satu kata dengan perbuatan.

Kapan lagi kita bisa bebas dan merdeka, dari penjajahan ekonomi secara tidak langsung dari kaum kapitalis dan pihak asing ?

Jangan mau kita diadu domba oleh pihak asing ataupun pihak-pihak yang
menginginkan negeri ini bangkrut.

Marilah kita bangkit dan bersatu padu bersama pemimpin yang mau memuliakan rakyatnya.
Amin