Kamis, 25 Juni 2009

Pemikiran JK bag 6 - Ruang ditata untuk rakyat

Dalam rangka mendukung siapakah sosok yang didukung oleh para Ulama dan mempertimbangkan bahwa “tak kenal maka tak sayang”, marilah kita lihat sosok JK berdasarkan buah pikiran beliau yang diambil dari 2 buah buku kumpulan pidato tanpa teks yang direkam dan ditranskripsikan dalam judul.

Buku ke-1, Pikiran-pikiran Praktis M. Jusuf Kalla – Mengurai benang Kusut, 68 Pidato

Buku ke-2, Bunga Rampai Lepas M. Jusuf Kalla – Krisis Membuahkan Kemajuan, 71 Pidato

Dengan melihat buah pikiran beliau, semoga kita dapat membaca kompetensi/ kemampuan dan harapan beliau dalam memimpin negeri ini kelak.

Berikut cuplikan pemikiran beliau tentang ruang ditata untuk rakyat, buku ke-1, hal 417 s/d 424

Ruang Ditata Untuk Rakyat

memperluas sawah dengan memanfaatkan lahan gambut, yang terjadi adalah neraka.

kemarau berasap karena airnya hilang, saat hujan kebanjiran.

kita bikin neraka kita sendiri.

Persoalannya di pengaturan. Kenapa tata ruang sangat penting? Ruang itu tidak bisa bertambah, tidak ada yang bisa menambah. Ada juga negara yang bisa menambah seperti Singapura tetapi dengan mengurangi milik kitA. Maka terjadilah pergeseran, ruang dia bertambah, ruang kita berkurang.

Jadi, sekali lagi, ruang tidak bisa bertambah. Lalu, masalah apa yang mendesak dewasa ini. Penduduk bertambah, 1,5% per tahun. Sedangkan semua orang meminta lingkungan yang baik, hijau, jalan yang baik, yang lebar. Kalau penduduk bertambah, dibutuhkan beras lebih banyak, gula lebih banyak, perlu jalan 7yang lebih baik, segala macam meningkat pertumbuhannya. Akan tetapi tata ruang ini tidak bisa bertambah. Oleh karena itu, penataannyalah yang harus lebih baik, lebih efisien. Tanpa penataan raung yang efisien maka kita akan menghadapi banyak masalah macet dan banjir seperti sekarang ini.

Tujuan penataan ruang adalah agar kita bisa bekerja efisien, bersih dan enak, juga murah. Lalu, bagaimana efisien itu? Contohnya, di kota besar sangat tidak efisien. Orang bekerja di pusat kota, tinggalnya jauh di pinggir kota sehingga terpaksa mempunyai mobil. Awalnya satu mobil, tetapi karena si Ibu ingin juga keluar rumah, maka punya mobil lagi. Karena macet, anak juga perlu punya mobil. Makin banyak mobil, makin banyak asap, jalan mesti dilebarkan. Pengaturan ruang memakai sistem cluster. Untuk perkotaan, harus rumah bertingkat, tidak boleh rumah melebar. Kalau rumah melebar maka lahan sawah diambil lagi. Jika lahan sawah diambil, kita harus impor beras lagi, didemo lagi. Banyak sekali tantangannya.

Mari kita lihat kesalahan fatal yang kita lakukan. Di Kalimantan Tengah, banyanyak penduduk berpikir akan baik memperluas sawah dengan memanfaatkan lahan gambut. Yang terjadi adalah neraka, kita bikin neraka kita sendiri. Asap terus menerus karena airnya hilang. Jika hujan turun, banjir terus menerus. Semua terjadi karena kita tidak mengatur dan mendisiplinkan lingkungan dengan benar.

Perencanaan tata ruang haruslah dilakukan dengan cernat. Secara nasional, pemerintah pusat bertugas mengatur secara nasional, kemudian daerah mengatur mikronya. Tentu provinsi mengatur tingkat provinsi, dan kota-Kabupaten menatur penataan mikronya. Semua itu tentunya harus di hitung dengan baik sjalan dengan pertumbuhan ekonomi kita. Dalam catatan kita, Indonesia yang luas ini setiap daerahnya mempunyai karaktristik tertentu yang sangat kompetitif. Misalnya di Sumatera. Untuk bisa memakmurakn Sumatera, kita perlu tahu apa yang menjadi kekuatan daerah ini. Ada dua hal pokok kekuatan Sumatera ini, yakni -perkebunan dan energi. Tentu banyak lagi yang lain seperti industri, tetapi dua hal itu inti pokoknya. Sekarang bagaiman dua hal tersebut bisa berjalan dengan efisien dan tetap memberikan manfaat seluas-luasnya kepad masyarakatnya.

Jawa dengan penduduk 140 juta, tentu berbeda pula kondisi dan persoalannya. Disini harus di desain lebih banyak kepada manufacturing. Kita harus menaati peta seperti itu. Jangan berfikir bahawa karena disini membangun industri, maka mau pula membangun industri, bersaing kiri-kana, membangun pelabuhan. Kita mempunyai comptitiveness yang berbeda-beda. Di Kalimantan rasanya hampir sama juga, energi kuat dan perkebunan kuat. Jngan semua daerah berfikir bahwa industri itulah yang memakmurkan negara. Banyak negara yang makmur karena pertanian yang kuat. Pada dasarnya Amerika kuat karena pertanian. Selandia Baru dan Swiss kuat karena pertanian. Karena itu, perkebunan harus kita tingkatkan.

Namun, bagaimana caranya menguatkan semua itu?Indonesia Timur tentu kuatnya pertanian, perikana, juga pertambangan, dan semua itu harus diatur kekuatan ekonominya, dengan cara mengatur tata ruang masing-masing dengan penuh disiplin. Untuk ini, dibutuhkan pengetahuan. Pengetahuan itu tidak berarti semua orang harus jadi insinyur atau kalau perkebunan harus tentang lingkungan. Tidak, bisa kita belajar. Gubernur atau Bupati tidak perlu ahli 100% toh ada staf dan pembantunya, ada dinas, dan sebagainya. Namun, yang pasti dibutuhkan kedisiplinan untuk menjaga prinsip-prinsip pokok yang sudah kita setujui.

Jadi, initinya adalah merncanakan sesuatu, menyepakati, menaati, dan melaksanakan aturan-aturan tersebut. Mengapa kita ingin melakukan demikian? Itu semua supaya kita dapat memaksimalkan kekayaan alam kita secara efisien. kita mempunya harapan yang besar. Bukan saja harapan, tetapi keyakinan yang besar bahwa ekonomi kita akan sangat maju pada tahun-tahun ini dan yang akan datang. Kalau hari ini ekonomi kita hanyua maju 6,3%, tahun depan kita rencanakan 7%,mungkin 7% lebih, tahun berikutnya 8%. Pokoknya tekad kita jangan pernah berfikir akan kalah dengan india. Jangan pernah berfikir kalah dengan Vietnam yang dapat tumbuh mencapai angka 8%. Kita harus optimistik.

Kenapa kita harus yakin seperti itu? Masalah dunia saat ini adalah energi, mineral, dan komoditas. Semua harga naik dan tolong tunjukkan satu negara di dunia, setidak-tidaknya di Asia yang mempunyai tiga hal ini. Malaysia punya komoditas, mineral sedikit. Vietnam tidak, India tidak, China tidak cukupm, masih kurang. Kita memiliki tiga-tiganya. Namun, kalau kita tidak mengelolanya dengan benar, kalau bupati tiba-tiba meneluarkan 200 izin macam-macam pertambangan, seperti nikel atau timah, maka kita akan habis, jita akan menjual Tanah Air Kita. Itu terjadi di Bangka. Tiba - tiba semua batu bara diberikan kepada siapa saja dan kita tidak dapat apa-apa. Karena itulah, perizinan penting seperti itu harus diatur dengan betul. Misalnya, tahun ini yang ini dulu, tahun berikutnya yang ini, tidak bisa langsung semua diberikan izin. Klau terjadi seperti itu, akan habis semua potensi kita, dan tidak ada yang tersis untuk yang akan datang.

Jadi, tidak ada alasan kita tidak bisa maju dengan kemampuan kita sendiri. Orang bisa maju apabial bekerja keras, berpikir bagus, dan berdisiplin tinggi. Jadi, jangan sebaliknya, karena takut maka tidak berbuat apa-apa. Kalau bersikap seperti itu, sama juga akibatnya. Tkut dipanggil karena takut melanggar maka lebih baik diam, salah juga itu. Tak perlu takut, yang penting adalah sudah sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Saya yakin dengan itu, bangsa ini harus tidak kalah, dan memang tidak akan kalah dengan negara lain.

Dalam menjalankan otonomi daerah tidak berarti harus terkotak -kotak. Tidak berarti kembali mengotak-kotakkan diri. Kalau mengotak-kotakkan diri maka semua menjadi mahal. Nah, karena itulah maka kit aharus bekerja dengan tidak terkotak-kotak lagi tetapi harus sinkron dan dengan disiplin yang baik. Kita bisa mengalami kemajuan yang besar. Tetapi semua harus dilakuakan secara bersama - sama. Harus ada standar yang sama dalam cara berfikir kita semua, bahwa yang kkita lakukan adalah untuk kemajuan, dengan suatu peta keadialn yang sama. Barulah kita bisa mencapai suatu tingkat bangsa yang kompetitif. Untuk mengisinya setelah itu kita harus meningkatkan produktivas. Misalnya, walaupun sawah tidak ditambah, beras tidak berkurang, artinys produktivitas harus dinaikkan. Kalau sekarang rata-rata 5 ton maka harus dinaikkan mencapai 6-7 tin dengan teknologi dan bibit yang baik. Karena itu kita harus mengikuti, jangan sampai disuruh membeli bibit, bupatinya malah takut. Tidak ada uang tidak bagus, ada uang juga tidak bagus, susah negeri ini. Daerah diberi uang untuk membeli bibit, tidak dipakai dananya, tidak ada uang juga marah-marah, kenapa kurang DAU-nya. Gula kita mesti impor, tidak perlu ada tata ruang baru untuk menambah kebun tebu, tidak perlu, tetapi yang harus dilakukan adalah menaikkan rendemennya.

Karena kota -kota besar penduduknya terus bertambah dan ruamh juga memang bertambah maka pembangunan rumah harus diarahkan keatas jangan kesamping. Ditempat lainpun sudah sperti itu. Misalnya, di Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Thailand, semua bangunannya diarahkan keatas.

Dengan cara tersebut maka kita dapat memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan yang baik. Kalau kualita hidup tidak baik maka begitu ada hari libur, yang ada dalam pikiran adalah Singapura, begitu libur, anak-anak ingin pergi ke Malaysia, karena ingin melihat taman, melihat kebun, mereka tidak mau melihat sampah seperti itu, jangan berfikir sekadar hanya kewajiban saja, lihatlah jauh kedepan untuk bangsa ini karena lingkungan sangat penting untuk kita semua.

Mudah - mudahan dengan hal tersebut, bangsa yang selalu kita cita - citakan, bangsa yang adil makmur ini akan dicapai dengan kerja keras kita semua.

PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL

BADAN KOORDINASI TATA RUANG NASIONAL (BKTRN)

TAHUN 2007

DENGAN TEMA “PENINGKATAN KUALITAS

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN

PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH”

HOTEL PLANET HOLIDAY

BATAM, KEP. RIAU, 2 AGUSTUS 2007

1 komentar: