Selasa, 20 Juli 2010

Tasawuf dalam Islam

Kesalahpahaman muslim tentang Tasawuf


Sebagian ulama tanpa disadari membingungkan ummat mereka dengan pernyataan bahwa Tasawuf adalah dari Nasrani, Budha atau dari ajaran atau agama lainnya.

Pernyataan sebenarnya adalah Tasawuf ada di Nasrani, Budha, di ajaran atau agama lainnya, begitu pula dalam Islam

Lho,  koq ulama kaumku bisa salah paham?
Tentu saja bukankah  kita yakin bahwa ulama tentu tidak maksum (terjaga dari segala kesalahan).

Oleh karenanya kita sebaiknya mengikuti atau taat kepada ulama yang sudah disepakati oleh jumhur ulama.

Kalau jumhur (banyak) ulama menyelisihi pendapat ulama yang kita ikuti maka kita harus lebih berhati-hati mengikuti ulama itu dengan selalu merujuk kepada Al-Qur'an dan Hadits.

Apakah konten Tasawuf dalam Islam ?

yakni, tentang akhlak dan budi pekerti, bertobat, bertalian dengan hati (tazkiyatun nafs) , cara-cara ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, qanaah, tawakal, zuhud, ma’rifatullah dan lain-lain

Apakah nama program studinya pada sekolah tinggi / universitas Islam ? Nama program studinya Akhlak / Tasawuf
Selengkapnya baca tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/06/07/pendidikan-akhlak/

Jadi Tasawuf adalah hanya sekedar nama atau istilah saja yang telah disepakati oleh banyak orang.

Lalu apakah konten Tasawuf serupa disemua agama ?

Ya, tentu nama atau istilah sepakat dipergunakan untuk sesuatu yang sama atau hampir sama.

Jadi konten Tasawuf hampir sama disemua ajaran atau agama , tentang akhlak, jiwa, mengenal yang disembah. Yang berbeda adalah tuhan yang disembah.
Dalam Islam , Tiada Tuhan selain Allah

Coba kita perhatikan , di zaman modern ini , banyak kita dapati sekolah-sekolah nasrani menghasilkan murid-murid yang berhasil dalam belajarnya karena akhlak mereka yang baik seperti disiplin, tertib, gigih, tekun dan akhlak-akhlak baik lainnya

Ini sunnatullah, mereka mendapat apa yang mereka usahakan
Apapun di alam dunia berlaku hubungan sebab-akibat.

firman Allah, yang artinya,
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka Kami penuhi balasan pekerjaan-pekerjaannya di dunia dan mereka tidak akan dirugikan sedikitpun. Tetapi di akhirat tidak ada bagi mereka bagian selain neraka. Dan sia-sialah apa-apa yang mereka perbuat di dunia dan batallah apa-apa yang mereka amalkan”. (QS. Hud : 15-16)

Mereka mendapatkan hasil dari segala upaya pekerjaan di dunia, namun karena mereka menyembah selainNya maka mereka diakhirat mendapatkan neraka. Naudzubillah min zalik.

Lalu mengapa kita yang telah bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, tidak berupaya berakhlakul karimah ?

Mungkinkah kesalahpahaman tentang Tasawuf ini merupakan upaya untuk menjauhkan dari Allah ?

Mungkinkah menjauhkan muslim dari Tasawuf merupakan upaya agar muslim tidak dapat berkomunikasi dengan Allah, bertemu dengan Allah, berinteraksi dengan Allah ?

Sadarilah bahwa orang-orang yang mempunyai rasa permusuhan pada mukmin sangat berkeingingan untuk "memisahkan" muslim dengan tasawuf/akhlakul karimah dengan cara membuat cerita-cerita mistik berlebihan, memberikan paradigma, stigma, definisi negatif pada tasawuf dalam Islam.

Sungguh seorang muslim yang mengenal tasawuf dalam Islam atau akhlakul karimah maka mereka akan mempunyai kesadaran pada realitas peran dan fungsi di dunia. Kesadaran inilah yang sangat ditakuti oleh orang-orang yang mempunyai rasa permusuhan pada mukmin. Kesadaran akan peran dan fungsi manusia di dunia sebagai hamba Allah. Kesadaran bahwa tiada daya upaya selain pertolongan/izin Allah.

Marilah kita mendalami dan menjalankan pokok-pokok ajaran dalam Islam secara menyeluruh (kaffah), sebaiknya tidak menolak/meningkari satu pokokpun. Pokok-pokok ajaran dalam Islam yakni, , Islam (rukun Islam, fiqih), Iman (rukun Iman, Ushuluddin), Ihsan (akhlak, Tasawuf).

Kita mendalami dan menjalankan keseluruhan pokok-pokok ajaran dalam Islam agar menjadi muslim yang sholeh, muslim terbaik, muslim yang ihsan atau muhsinin yakni muslim yang dapat seolah-olah melihat Allah.

Seolah-olah melihat Allah yang timbul dari akhlakul karimah = keadaan sadar (kesadaran) atau perbuatan/perilaku secara sadar dan Mengingat Allah.

Setiap perilaku kita / akhlak kita harus dengan mengingat Allah, seluruh waktu kita penuh berinteraksi dengan Alllah

Berinteraksi dengan Allah dengan cara berinteraksi dengan firman-firmanNya yakni Al-Qur’an. Seluruh perbuatan / akhlak kita harus selalu sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

Rasulullah mengatakan “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad).

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab : 21).

Marilah kita dalami dan jalankan Tasawuf dalam Islam.

Wassalam

Zon di Jonggol

11 komentar:

  1. dama putra rokan29 Juli 2010 pukul 01.42

    dengan berakhlakul karimah, setiap jiwa adalah rahmatan lil alamin...

    BalasHapus
  2. tulisan yang tidak jelas kemana arahnya. Setahu saya tasawuf itu agama baru yang dibuat oleh para imamnya. Biasanya sangat getolnya ke kuburan.

    BalasHapus
  3. Berarti antum masih salahpaham

    BalasHapus
  4. Tasawuf dalam bentuk thoreqot terdapat ajaran yg benar tentang akhlak, keikhlasan tapi banyak juga penyimpangan penyimpangannya. Kalau mau belajar akhlaq yg belajar kepada ahlusunnah kpd para salaf. Akhlaq adalah penghias agama dan merupakan bagian yg penting dari bangunan islam yg sempurna. Menyeru pada ajaran tasawuf adalah talbis saja. Dakwahkan saja islam secara kaffah, tauhid, ibadah, akhlaq, muamalah, siyasah dll.

    BalasHapus
  5. Antum katakan "banyak juga penyimpangan penyimpangannya". Berdasarkan apa antum mengatakan itu ?
    Apakah prasangka antum saja ?
    Berdasarkan apa antum menilainya sebagai penyimpangan, sedangkan tasawuf dalam Islam adalah akhlakul karimah yakni keadaan sadar (kesadaran) atau perilaku/perbuatan mengingat Allah. Klo bukan tentang akhlakul karimah maka kita harus tegas bahwa itu bukan tasawuf dalam Islam. Yakinlah muslim yang mendalami tasawuf dalam Islam akan mengaplikasikan tentang Ihsan yakni seperti yang disampaikan oleh malaikat jibril, seolah-olah melihatNya atau minimal yakin bahwa Allah melihat kita. Muslim yang mendalami tasawuf, muslim yang mengaplikasikan tentang Ihsan, muslim yang berakhlakul karimah, muslim yang sholeh (ibaadillaahish shoolihiin) dengan Ihsan mereka termotivasi menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

    BalasHapus
  6. Bagi Saya dunia tasawuf adalah suatu tempat dimana kita bisa merasakan kedekatan kepada Allah SWT , dari siapapun yg memandang tsawauf itu Bid'ah atau Sesat karena sesorang tdk mempelajari dan mengenalnya secara lebih dalam .

    BalasHapus
  7. Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu: “Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”

    Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu juga mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya.”

    Beliau juga berkata, “Azas (dasar shufiyah) adalah malas.” (Lihat Mukhalafatush Shufiyah lil Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu hal. 13-15)

    BalasHapus
  8. Sudah banyak yang mengulasnya, silahkan googling. Itu cuma salah memahami saja dan ada pula yang "mengubah" redaksi/matan tulisannya.

    BalasHapus
  9. kalau kita berislam dengan hati maka kita akan menerima tasawuf untuk memperbaiki kualitas hati kita. tetapi kalau kita berislam dengan nafsu, berislam dengan logika pendek, berislam dengan akal pendek, maka kita akan menolak tasawuf.

    BalasHapus
  10. mamo cemani gombong12 Januari 2011 pukul 01.43

    artikel yang bagus bang Zon ....ijin copas...

    BalasHapus