Kamis, 16 Juli 2009

JK yang mereka kenal (2)

Sirikit Syah Wrote:

Di bawah ini catatan pribadi seorang pemred yang hadir di tempat JK saat beliau menerima telepon SBY.

Komentar saya:

1) JK polos banget, ditelepon SBY malah keluar dari ruangan yang dipenuhi para petinggi media dan malah sembunyi di ruang khususnya.

2) Ternyata banyak petinggi media yang bersimpati dan memberi
empati kepada JK.

SS

------------------------------------------

Mbak Sirikit yang baik,
Kamis (9/7) malam saya termasuk salah satu diantara pemred2 dan wartawan2 senior yang diundang bertemu pak JK. Sebagaimana biasanya, pak JK memang sangat sering mengundang Pemred2 untuk sekedar makan malam, sambil berdiskusi tentang berbagai hal. Acara semacam ini memang tergolong rutin. Kami para Pemred senang diundang dalam setiap pak JK hendak mendiskusikan segala hal yang berkembang.
Pak JK selalu terbuka memberi informasi apapun, berkaitan dengan berbagai isu yang berkembang menyangkut kebijakan yang berkembang. Mulai dari misalnya kebijakan ekonomi, kenaikan BBM, konversi minyak gas, hingga hal-hal yang untuk background yang sifatnya off the record.

Apalagi hidangan di tempat pak JK selalu saja nikmat. Yang paling sering ikan bakar atau sup telur ikan terbang, pisang hijau palu butung. Makanan khas Makkasar kombinasi dengan masakan Padang. Maklum ibu Mufida, isteri pak JK yang pintar masak itu asalnya dari Padang..

Kamis malam itu, pertemuannya terasa agak berbeda. Sejak di depan pintu
penjagaan, kami sudah disorot kamera TV One, saya sempat terkejut karena bahkan saat menulis namapun disclose up. Saya merasa agak merasa terganggu,

"Ada apa sih, kok begitunya. Kita disorot-sorot kayak gitu?" Tanya saya ke kamerawan TVONe.

"Anu mbak..kita disuruh kantor mengambil gambar semua pemred yang masuk ke sini.", jawabnya agak takut, seraya kemudian mematikan kamera. Lalu saya menuju ruang tunggu di sana ada Rikard Bagun (Pemred Kompas), Budiarto Sambazi (Wartawan senior Kompas, yang pernah jadi model klip kampanye JK), ibu Clara (Pengamat Politik senior?) , Pak Ishadi (Transcorp), Endi Bayuni (Pemred Jakarta Pos), dan beberapa wartawan senior lainnya, seperti Agus Parengkuan, Fikri Jufri hingga pak Rosihan Anwar yang sepuh itu, datang bergabung, juga beberapa Pemred media lainnya. Tapi dibanding pertemuan-pertemuan biasanya, kali ini jumlah wartawan senior yang hadir
cukup sedikit. Beberapa Pemred yang biasanya rajin, kali ini tidak hadir,.

Uni Lubis (Wapemred Anteve) mondar-mandir dari ruang tunggu ke ruang pak JK. Uni adalah koordinator acara, dia mengabsen satu-satu kami yang hadir. Tidak lama kemudian kami semua diminta masuk ke ruang pertemuan. Belum lama kita duduk, pak JK masuk dengan wajah yang seperti biasanya ceria, didampingi tim suksesnya, Yudi Chrisnandi, Sumarsono, Aksa Mahmud, Poemida, Sofyan Wanandi, Syamsul Maarif. Kami semua bersalaman dengan pak JK , sambil kemudian mempersilakan kami
makan. Wah kali ini menunya lumayan enak. Ada ikan bakar, teri goreng sambal hijau, rawon ( yang ini kayaknya gak nyambung), kepiting kenari bumbu lada hitam dan tumis sayuran.. Belum lama menikmati makanan, pak Wiranto datang, kali ini sendirian tanpa orang-orang Hanura.

Usai makan, pertemuan dimulai dengan pernyataan pak JK tentang ucapan terima kasih kepada para pemred yang hadir.. Uni sempat menyela, "Ada beberapa Pemred yang kayaknya gak berani hadir", disambut ketawa dari semua yang hadir.

Baru saja pak JK meneruskan kalimatnya, tiba-tiba ajudan datang tergopoh-gopoh sambil menyodorkan HP ke pak JK , " Maaf bapak, dari Bapak Presiden". Lantas pak JK pun bergegas menuju ruangan pribadinya, berbicara di telpon dengan SBY.

Saat itu kami yang masih bertanya-tanya tiba-tiba, di layar Metro TV
menayangkan Live, SBY sedang bertelpon dengan JK. SBY berkata pada JK panjang lebar dengan wajah yang sumringah.

Sesaat kita semua sempat kaget, "wah kok ternyata telponnya disetting kayak gitu yah"

Usai terima telpon, JK muncul dengan ketawa-ketawa. Saat ditanyta tentang apa yang dikatakannya pada SBY, "Oh, saya hanya jawab. "baik, baik pak,
tetapi saya akan di kampung" ,  jawab JK, disambut tawa semua yang hadir.

Menurut JK sejak siang ia memang sudah berusaha menghubungi SBY, sehubungan dengan undangan Rapat Kabinet yang akan digelar Selasa pekan depan via telpon tetapi tidak diangkat. Sambil memang hendak mengucapkan ucapan selamat sementara atas hasil Quick Count, dalam kapasitasnya sebagai Wapres. Tetapi baru malam itulah SBY menelpon JK., dibuka dengan pembicaraan basa-basi lalu SBY minta izin bahwa pembicaraan ini diliput pers. JK pun tidak bisa berkata lain, " silahkan saja", jawabnya.

Lalu pertemuan malam itu akhirnya dilanjutkan, diawali dengan pernyataan JK yang sama sekali tidak menyangka bahwa hasil Pemilu seperti ini. Kekecewaan nampak di wajah pak JK, meski dicobanya untuk dikaburkan dengan senyum khasnya. Bisa kita rasakan, ada sesuatu yang tidak beres, tetapi apa itu kami tidak tahu. Untuk itu maka akan coba kita cari tahu.

"Kami sama sekali tidak menyangka suara yang kami dapat sekecil ini ", kata JK.

"Kami sudah habis-habisan bekerja, siang malam".

"Bahkan pak JK ini setiap hari bisa hadiri di lebih dari 10 titik. Di setiap kunujungan sambutan masyarakat begitu antusias", sambung Wiranto yang juga tidak menyangka perolehan suara mereka serendah itu.

Dalam sesi tanya jawab, sebagian menanyakan tentang bagaimana sikap pak JK selanjutnya, ia menyatakan "Saya masih akan meneruskan pekerjaan saya sebagai Wapres, mengusut berbagai kasus pelanggaran Pemilu, setelah itu pulang kampung".

Tanya jawab berlangsung begitu mangharukan. Rikar Bagun, pak
Rosihan Anwar malah agak larut dalam keharuan. Betapa selama ini jarang ada seorang pemimpin begitu egaliter seperti JK.

"pak JK bahkan selalu bersedia melayani pertanyaan di manapun berada. Bahkan seorang JK tak segan-segan menerima telpon2 dari kami termask juga membalas sms-sms kami", kata Rikard Bagun.

"Dalam sejarah setelah Adam Malik, baru JK yang melakukan hal itu.
Tidak peduli dengan birokrasi, kepada para wartawan sangat dekat dan akrab,
seperti dengan sahabatnya", tambah Rosihan.

JK lalu menunjukkan tumpukan dokumen berwarna kuning, yang ternyata berisi semua minutes of meeting seluruh rapat yang dipimpinnya , dari tahun 2004 hingga 2009.
Di situ JK menunjukkan bukti bahwa sebagian besar keputusan pemerintah, ternyata tak lepas dari kerja keras dan keputusan JK.

"Hampir semua kebijakan pemerintah dirapatkan oleh para menteri di bawah koordinasi saya, dimatangkan dan diputuskan di sini (Kantor Wapres-red)", kata JK.

"Mulai dari kebijakan yang strategis seperti pemberian BLT sebagai subsidi kenaikan BBM, kenaikan harga BBM, penurunan harga BBM, kenaikan gaji pegawai negeri, pembagian raskin, rencana Pembangunan Listrik 10 ribu Megawatt, Penetapan status Bencana Nasional pada Tsunami Aceh, Gempa Yogyakarta, hingga penetapan hari libur Ramadhan-pun dilakukan olehnya JK, sebelum kemudian tinggal dibuatkan Kepres dan tinggal diteken oleh Presiden. "Kan tidak ada Kepwapres, yang ada hanya Kepres, maka saya tidak bisa tanda tangan", demikian kata JK dalam berbagai kesempatan.

Itulah dokumen, sebagai kenang-kenangan pak JK dan bukti, apa yang dikerjakan selama ini oleh seorang JK. Sebagai Wapres JK adalah Wapres plus. Kalau biasanya Wapres-wapres sebelumnya adalah sekadar ban serep, tetapi JK, bisa diibaratkan seorang CEO dalam sebuah perusahaan yang justru menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada di pemerintahan.

Maka tak heran kalau Mantan Ketua Muhammadiyah Syafi'i Maarif menjuluki JK sebagai "The Real Presiden"
Bahkan saat penunjukkan personil kabinet, sejak pasangan SBY-JK terpilih pada 2004 lalu, JK memutuskan lebih dari 70 persen dari menteri-menteri yang dipilih.. Ada 3 menteri yang tidak boleh diberikan ke partai, Menteri
Keuangan, Meneg BUMN dan ESDM, kata JK.

Namun banyak orang yang tak mengetahui yang dikerjakan JK selama ini. Dan celakanya, ketika JK menyatakan bahwa dialah yang mengerjakan semua itu, sebagian besar orang mencibirnya "Tak sopan seorang Wapres kok mengklaim keberhasilan pemerintah. Kan itu semua karena putusan Presiden" , sebagaimana yang dinyatakan para pendukung SBY.

Sumber : http://groups.yahoo.com/group/jurnalisme/message/48480

1 komentar:

  1. sayang sekali JK kalah, saya juga kaget kenapa perolehan suaranya rendah. saya yg mulanya tidak ada niat mencontreng JK, namun setelah mengikuti berita kampanye di TV dan Debat Capres di TV, saya akhirnya mencontreng JK. Namun setelah membaca blog ini, ternyata JK walaupun kalah namun dapat menerima kekalahannya, hati saya jadi tenang bahwa JK baik baik saja.

    BalasHapus