Kamis, 16 Juli 2009

Kemiskinan dan Pemimpin tidak Adil

Untuk menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan, pada 1 Juli 2009, baru saja BPS mengumumkan penurunan angka kemiskinan. Saat ini angka kemiskinan Indonesia sebesar 32,5 juta jiwa atau sebesar 14,15 persen. Selama tiga tahun terakhir jumlah penduduk miskin di Indonesia berkurang sebanyak 6,8 juta jiwa, penurunan yang cukup signifikan.

Jumlah rakyat Indonesia yang hidup dibawah batas garis kemiskinan yakni Rp 200.262 per bulan perkapita adalah 32.5 juta.

Sedangkan Bank Dunia mencatat hampir 50% atau 100 juta penduduk Indonesia saat ini berpenghasilan di bawah US$2 atau kurang dari Rp 20.000 per hari atau sekitar Rp. 600.000 per bulan . Kondisi ini mencerminkan masih tingginya angka kemiskinan di Tanah Air.

Disisi lain , kesanggupan negara untuk berhutang dan membayar pokok dan bunga hutang negara berjalan digunakan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.954 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 2.082,1 triliun. PDB/PNB (Produk Nasional Bruto) per kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Demikian data Badan Pusat Statistik, Senin (16/2/2009).

Pada tahun 2008 angka PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp 21,7 juta (US$ 2.271,2) dengan laju peningkatan sebesar 23,6 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2007 sebesar R p17,5 juta (US$ 1.942,1).

Jadi untuk berhutang, indikator yang dipakai bahwa pendapatan rakyat Indonesia per kapita per tahun US$ 2.271.2 atau sekitar Rp. 1.800.000 per bulan.

Suatu keadaan yang ironis dari kedua indikator ini, untuk menunjukan kemajuan pembangunan digunakan indikator pendapatan penduduk per kapita Rp. 200.262 per bulan (14.15% jumlah penduduk) sedangkan untuk kesanggupan berhutang digunakan indikator pendapataan penduduk per kapita Rp. 1.800.000 per bulan dimana menurut Bank Dunia 50% penduduk Indonesia berpendapatan Rp. 600.000 per bulan.

Belum ada data berapa jumlah penduduk yang mencapai dan diatas pendapatan penduduk per kapita Rp. 1.800.000 per bulan. Klo boleh saya perkirakan mungkin hanya sekitar 25% saja. Artinya 75% rakyat Indonesia hidup dengan pendapatan per kapita di bawah Rp. 1.800.000 per bulan.

Kita tahu sumber daya alam yang dianugerahi oleh Allah begitu berlimpah di tanah air Indonesia. Brunei dengan wilayah negara hanya sebagian dari pulau Kalimantan dapat hidup dengan makmur. Sungguh berbeda dengan negara kita, walaupun sudah diamanahkan oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 3, " Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Tampaklah sampai hari ini kita belum mendapatkan pemimpin yang adil, yang memperhatikan rakyat banyak / miskin, khususnya memperhatikan 50% rakyat Indonesia yang pendapatan per kapita dibawah Rp. 600.000 per bulan.

Bersabarlah, karena pemerintahan dengan pemimpin yang tahu benar tentang dunia sihir ini, kemungkinan akan melanjutkan pemerintahan periode 2009 s/d 2014.

Semoga pemimpin, menteri, para pejabat, anggota dewan dalam berpenampilan dapat berempati atau mencerminkan keadaan rakyat yang 50% jumlah penduduk berpendapatan per kapita Rp 600.000 per bulan.

Di kantor-kantor pemerintah bisa pula dipasang sticker bahwa,

Ingat! 32.5 Juta rakyat Indonesia bependapatan per kapita rata-rata Rp 200.262 per bulan atau

Ingat! 100 Juta lebih rakyat Indonesia berpendapatan per kapita rata-rata Rp. 600.000 per bulan.

Kemiskinan terjadi dari sabang sampai merauke, baca juga

http://infoindonesia.wordpress.com/2008/03/17/dari-sabang-sampai-merauke-rakyat-indonesia-mati-kelaparan/

Salam

Zon di Jonggol

referensi:

http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/07/03/279/235274/polemik-angka-kemiskinan

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=9342&Itemid=701

http://www.menkokesra.go.id/content/view/2317/39/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar