Sabtu, 11 Juli 2009

Mimpi-mimpi seputar pilpres 2009

Berikut mimpi-mimpi yang saya alami, seputar pilpres 2009. Semoga apa yang saya "mimpi" kan bukanlah suatu kenyataan.

Mimpi-mimpi saya salah satunya diawali dari perbedaan "pendapat/pola pikir" dari dua capres khususnya SBY dan JK.

SBY

http://swaramuslim.net/siyasah/more.php?id=5922_0_6_0_M

"Sebuah Imperium Menunggu Rubuh", Amran Nasution

Dalam suatu kesempatan mengunjungi Amerika di tahun 2003, sebagai Menko Polkam, SBY berkata, ‘’I love the United State, with all its faults. I consider it my second country’’. Terjemahan bebas penulis: “Saya cinta Amerika, dengan segala kesalahannya. Saya menganggapnya negeri kedua saya.” (lihat Al Jazeera English – Archive, 6 Juli 2004).

JK

Kompas, 1 Juli 2009 hal 33,

“Muhammad Jusuf Kalla, Sudah Kaya, Cari Apa Lagi”

Jawaban beliau, “Tidak. Saya sudah cukup mampu untuk tidak mengambil apapun kekayaan dari negeri ini. Bersama pa’ Wiranto, saya tidak mencari keuntungan apa-apa. Saya hanya mau bekerja, mencari kemuliaan dan kehormatan rakyat. Bukan kemuliaan dan kehormatan saya. Saya tidak mau meninggalkan bangsa yang kurang kehormatannya karena kurang mandiri di bidang ekonomi.”

Lalu mempertimbangkan terjadi "krisis keuangan" yang telah terjadi di Amerika dan beberapa negara lain yang menyukai "paper money".

Alhamdulillah, Indonesia menurut pendapat saya "agak" sedikit gangguan "krisis keuangan" karena ditopang oleh "real money" yakni dari hasil alam yang merupakan anugerah Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dalam suatu mimpi saya, saya "membaca" bahwa Amerika sangat membutuhkan Indonesia yang merupakan "kantong ekonomi" mereka, "real money" dari sumber alam terkaya di dunia, bumi Indonesia. Amerika sangat membutuhkan "real money" untuk mengatasi "krisis keuangan" dan pembiayaan "penjajahan" mereka di Irak, Palestina, Afghanistan dll serta biaya "merawat" beberapa negara "boneka" bentukan Amerika dibeberapa belahan dunia. Pada saat JK mulai mengusik "kantong ekonomi" Amerika dengan "memperbincangkan" kembali kontrak-kontrak pertambangan / hasil bumi maka Amerika mengeluarkan kebijakan "pemisahan" JK dari SBY. Langkah-langkah kebijakan bersama SBY dan Amerika mulai dituangkan dalam suatu bentuk "kerjasama".

Salah satu mimpi saya yang buruk, "terlihat" salah satu langkah suksesi pilpres dalam bentuk "pembiaran" masalah lapindo untuk kepentingan "mengikat" keluarga Bakri yang termasuk kelompok keluarga terkaya di negeri kita. Langkah ini cukup aman dalam pencitraan SBY karena Aburizal Bakri "tercantum" pada Golkar walaupun Aburizal Bakrie merupakan "top" donatur dalam pilpres 2004.

Dimimpi lain saya, langkah suksesi pilpres dalam bentuk "dukungan suksesi" pemilihan gubernur Jatim dan "penetapan" gubernur dan bupati lainnya yang masih "bermasalah" dalam pengangkatan atau "tinggal" menunggu pengangkatan.

Dalam mimpi saya, langkah suksesi pilpres dalam bentuk "legitimasi" dari partai-partai berbasis mayoritas massa muslim seperti PKB,PPP,PAN, PKS dll. "Dukungan" dari PKB didapat dari "imbalan campur tangan" pemerintah seputar partai PKB. PPP didapat dari "dukungan" beberapa pimpinan partai yang "diikat" dengan "kasus" hukum. PAN dalam mimpi saya,"dukungan" didapat dari "perbicangan" (tidak jelas dalam mimpi saya) antara SBY dan Amien Rais, juga seputar "kekuasaan" Hatta Rajasa kelak. PKS dalam mimpi saya, "dukungan" didapat dari "pembicaraan" SBY dengan pucuk majelis syuro Hilmi Aminudin yang ditindaklanjuti dengan "penyebaran" citra negatif/fitnah terhadap JK dan "menakuti" dengan "dosa-dosa" partai Golkar dahulu.

Dalam mimpi saya yang lain untuk mendapatkan "dukungan" dari rakyat banyak, layaknya acara idol dibeberapa stasiun TV, maka dibuatlah "pencitraan" yang baik. Pencitraan "diserang" oleh capres lainnya, ditambah penampilan/sosok fisik SBY yang sangat mendukung. Dengan memanfaatkan budaya masyarakat kebanyakan tentang "tren" dan "pilihan" banyak orang maka dibuatlah "pengaturan" hasil survey, pooling SMS, dll.

Dalam mimpi saya, untuk mendapatkan dukungan dari beberapa kalangan/golongan rakyat dengan cara "melanjutkan" program BLT, "bertepatan" waktu gaji ke 13 PNS yang sesungguhnya untuk membantu biaya sekolah anak PNS, "pemberian penghargaan" atas pengabdian PNS dan pejabat dll.

Dalam mimpi saya lainnya, tidak cukup jelas (sedikit lupa) bagaimana pembiayaan kampanye dari BUMN dan beberapa pihak lainnya yang total jumlahnya luar biasa besar, dan tidak terdeteksi oleh PPATK, juga tidak terdeteksi oleh para penegak peraturan "dana" kampanye.

Dalam mimpi saya lain dalam dukungan "operasional", kapal perang AS merapat ke perairan Indonesia untuk pemanfaatan teknologi dan komunikasi. Operasional didukung oleh TNI termasuk intelejen dan "penggunaan" koramil di seluruh pelosok negeri. Keberadaan kapal perang AS ini juga untuk "memastikan" pelaksanaan "kerjasama" yang telah disepakati.

Dalam mimpi saya lain, saya berbincang dengan beberapa anggota KPU, saya mengatakan anda seorang mukmin yang taat sebagai anggota KPU kenapa "terlihat" tidak independen ? kami sekedar melaksanakan "tugas negara" untuk kepentingan negara yang lebih besar dan bagi kemaslahatan negara. Salah satu upaya adalah "penggelembungan" jumlah DPT dengan "penggandaan" beberapa pemilih, "pencantuman" pemilih yang sesungguhnya belum berhak, pencantuman data pemilih yang sesungguhnya sudah meninggal dunia dll. Kelemahan partai politik pesaing adalah tidak memiliki seluruh form C1 dari saksi-saksi setiap TPS. Padahal dengan merekapitulasi seluruh data otentik form C1 merupakan hasil pilpres yang sesungguhnya, karena di form C1 juga sudah tercantum jumlah surat suara yang tidak terpakai, jumlah surat suara yang tidak sah.

Dalam mimpi saya pula, JK tidak pula mendapat dukungan yang solid dari DPD I dan DPD II. Bahkan terlihat dalam mimpi, salah seorang caleg dari Golkar yang sudah mendapat kursi di DPRD tingat II, sama sekali tidak menunjukan upaya keras untuk mensukseskan JK dalam pilpres 2009. Bahkan beberapa menyatakan pendapatnya, bagus pemilihan legislatif sekarang berdasarkan suara terbanyak, sehingga saya memungkinkan duduk di DPRD, dahulu kala saya berupaya keras dalam pemenangan pemilihan legislatif namun pemimpin pusat selalu meletakan saya pada nomor urut yang secara logika tidak memungkinkan mendapatkan kursi. Sekarang saya sudah aman, peduli amat dengan pilpres.

Begitulah mimpi-mimpi yang saya alami selama masa kampanye pilpres 2009, dan itu semua bukanlah kenyataan. Penyebutan nama bukanlah menunjukan data/kenyataan namun sekedar hadir dalam mimpi saya. Bukan saya bermaksud provokasi namun ini sekedar menceritakan mimpi yang saya alami dan sangat mengganggu aktivitas saya. Dengan menulis mimpi ini membuat saya terbebas dari gangguan mimpi-mimpi ini. Sekali lagi anggaplah tulisan ini sebagai cerita fiksi belaka.

Wallahu a'lam

Namun, mencermati ucapan selamat atas pemilu yang berjalan dengan baik, dari para petinggi negara seperti Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menurut pendapat saya merupakan pemimpin "boneka" bentukan Amerika, membuat saya khawatir apakah mimpi-mimpi diatas adakah sebuah kenyataan ? Benarkah SBY juga "boneka" bentukan Amerika ? katakanlah bukan "boneka" namun "sahabat" ? Saya tidak berani menjawabnya karena saya sama sekali tidak mempunyai data.

Siapapun yang akhirnya terpilih sebagai presiden untuk periode 2009-2014, marilah kita tetap menjaga kedaulatan dan menjaga NKRI.

Allah memberikan karunia alam yang begitu luas di bumi Indonesia dititipkan pada penduduknya mayoritas muslim. Jikalau penduduknya tidak mensyukuri ni'mat, membuat kezaliman di muka bumi Indonesia dan tidak menegakkan kebenaran, maka akan ada bencana dan musibah yang akan berlaku. Percayalah.

7 komentar:

  1. Allah maha mengetahui dan semoga anugrah ALLAH juga yang membuat jagoan saya disingkirkan agar para politisi mengetahui hati yang tulus dari seorang negarawan

    BalasHapus
  2. [...] baca pula tulisan fiksi saya di Mimpi-mimpi seputar pilpres [...]

    BalasHapus
  3. terima kasih artikelnya.

    BalasHapus
  4. [...] Selasa malam, 14 Juli 2009, di Metro TV acara Secret Operation mengingatkan perlunya kewaspadaan pemerintah terhadap perilaku kapal perang AS di sekitar perairan Indonesia yang dimulai sebelum pilpres 2009. Hal ini mengingatkan mimpi-mimpi yang saya alami dan saya uraikan dalam tulisan fiksi (karena tidak ada data pendukung) di [...]

    BalasHapus
  5. [...] Mimpi-mimpi seputar pilpres 2009 [...]

    BalasHapus
  6. [...] Mimpi-mimpi seputar pilpres 2009 [...]

    BalasHapus
  7. [...] tidak independent, sehingga sepadan untuk di revolusi ? Ataukah mimpi-mimpi saya dalam tulisan http://mutiarazuhud.wordpress.com/2009/07/11/mimpi/ adakah suatu kenyataan ? Benarkah intelijen terlampau sibuk ”mengamankan” pilpres sehingga [...]

    BalasHapus